Bisnis.com, CIREBON - Perwakilan Bank Indonesia Cirebon menyatakan sebanyak 138.000 merchant usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Ciayumajakuning sudah menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk transaksi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Bakti Artanta mengatakan, pelaku UMKM di wilayah tersebut sudah menyadari pentingnya bertransaksi secara digital di tengah masa pandemi Covid-19.
Ditargetkan, pada akhir 2021 ini, sebanyak 200.000 lebih UMKM di Ciayumajakuning sudah menggunakan QRIS sebagai transaksi pembayaran. Menurutnya, metode tersebut mampu meningkatkan potensi perluasan penjualan.
"Pelaku UMKM ini nanti tidak lagi memerlukan uang kembalian, sebagian uang penjualan langsung tersimpan di tabungan, risiko uang hilang/atau dicuri akan berkurang," kata Bakti di Kota Cirebon, Jumat (2/7/2021).
Bakti mengatakan pengguna merchant harus terus ditambah untuk mendukung BI pusat yang ingin pencapaian merchant tembus angka 12 juta pengguna.
Bakti mengatakan, pihaknya meminta kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) di wilayah Ciayumajakuning untuk membantu mempercepat dan menggunakan transaksi digital.
ASN di Ciayumajakuning, nanti jadinya motor penggerak penggunaan layanan transaksi nontunai tersebut, sehingga masyarakat lainnya bisa mengikuti hal serupa.
"Inovasi ini mendapatkan persetujuan beberapa kementerian. Kalau ASN belum, nantinya masyarakat juga enggan, bila perlu edukasi kami siap," katanya.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim percepatan digitalisasi daerah dengan cara memperluas untuk meningkatkan kualitas penggunaan transaksi nontunai.
Maka dari itu, kata Imron, pihaknya harus terus melakukan kolaborasi dengan pihak terkait mulai dari Bank Indonesia sampai bank milik pemerintah.
"Kami memiliki keinginan maju, karena masa pandemi bukan penghambat untuk tidak berinovasi," katanya.