Bisnis.com, BANDUNG—Peluang memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) harus mulai dibangun. Selama masih ada matahari, angin, air, panas bumi dan energi penggerak lainnya ketersediaannya berumur panjang.
Dorongan ini muncul dalam ‘Pelatihan Usaha Pemuda Sektor Energi di Era New Normal’ Dewan Energi Mahasiswa Indonesia di Depok, Rabu 28 – Jumat 30 April 2021.
Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas & Energi Terbarukan (ADPMET) Ridwan Kamil yang juga Gubernur Jawa Barat menyampaikan hal tersebut saat membuka kegiatan secara virtual yang menghadirkan perwakilan perwakilan peserta anak muda di seluruh Indonesia.
Turut hadir langsung Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono, Kepala Bagian Penelaahan Hukum Sekjen Kementerian ESDM Safriansyah Yanwar, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Hubungan Kelembagaan Hufran Asrofi, Koordinator BUMD Begin Troys yang juga Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar (MUJ) dan Komite Investasi MUJ Ryan Alfian Noor.
“Dengan semangat baru, kita harus memikirkan energi terbarukan demi masa yang akan datang,” kata Ridwan Kamil.
Pihaknya menyampaikan studi dari Standford University, bahwa kemandirian energi dengan memulai transisi energi yang mulai digaungkan dari tidak terbarukan menjadi energi terbarukan bisa terwujud pada 2050 mendatang.
Yang dimaksud memanfaatkan peluang di energi terbarukan adalah memaksimalkan proses alam yang berkelanjutan seperti energi air, matahari, angin dan sumber energi bergerak lainnya.
“Saya optimis kemandirian energi dengan energi terbarukan bisa dicapai. Saat ini masih dalam proses transisi sehingga kita harus melakukan langkah awal. Karena disitulah peluang bisnis untuk pemuda ini banyak sekali. Mari kita bersemangat memanfaatkan peluang tersebut, bahkan bisa menjadi sumber profesi atau sumber karir baru,” katanya dalam keterangan perusahaan MUJ, Jumat (30/4/2021).
ADPMET menurutnya bisa menjadi wadah bagi mereka yang ingin memulai menangkap peluang untuk kemandirian energi di masa yang akan datang, baik untuk skala kecil atau besar.
Pihaknya menunjuk Kampung adat di Desa Sinaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi bisa menjadi contoh satu di antaranya. Sejak 2017, masyarakat kampung tersebut sudah bisa menikmati listrik melalui tenaga air sungai yang dikembangkan secara mandiri.
“Kami punya organisasi ADPMET. Itu kita punya komitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia. Jadi nanti bikin mobil listrik, solar cell ya pemuda-pemuda indonesia. Seperti adanya kampung adat di Jawa Barat karena bisa memanfaatkan aliran sungai, desanya dengan mikrohidro bisa mandiri secara energi. Itu yang harus kita hadirkan kepada Jawa Barat, kepada Anda semua pemuda untuk masa depan,” tambahnya.
Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono menyampaikan, wilayah administratifnya sedang menatap proses energi yang berkelanjutan. Salah satu diantaranya sampah dan minyak jelantah. Sampah sejatinya bukan menjadi musibah melainkan berkah.
Imam menuturkan, sampah bisa digunakan sebagai energi pengganti batu bara. Polanya dengan mengeringkan sampah, dicacah kemudian dipadatkan, sebelum digunakan sebagai energi pengganti batu bara.
Sedangkan, energi yang kedua adalah minyak jelantah. Dikatakannya, minyak jelantah jika diolah dengan baik, dapat digunakan untuk biosolar. Dengan memanfaatkan minyak jelantah dapat mengurangi pencemaran lingkungan. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kita dapat menjadikan batu bara dan minyak jelantah sebagai energi terbarukan yang menghasilkan,” terangnya.
“Karena energi (tidak terbarukan) akan habis di tahun tahun yang akan datang. dengan adanya energi terbarukan bisa menambah kekuatan kita dalam menggunakan energi. Ada potensi dan peluang dan tantangan. Jadi sampah di Depok itu jangan dijadikan musibah. Pengelolaan sampah di Depok dari Hulu sampai hilir, sampah akan menjadi sumber energi,” tambahnya.
Direktur Utama MUJ Begin Troys mengakui pemahaman pada generasi muda terhadap sektor energi harus terus dilakukan terlebih mereka merupakan penerima tongkat estafet penerima sektor strategis ini.
Dua aspek saat akan terjun di sektor energi yakni regulasi dan komersial harus dibekali. Karena menurutnya, dalam pengelolaan energi, meskipun secara teknikal dapat dilakukan, tapi tidak memenuhi unsur regulasi & komersial, program tidak akan berjalan.
“Maka masih banyak PR pengelolaan energi yang terdapat di setiap daerah, sehingga sangat penting, percepatan transfer pemahaman dalam pengelolaan tidak hanya dilakukan secara dini kepada pemuda, namun juga secara merata di setiap daerah dan melibatkan banyak pihak,” terangnya.
Begin yang sudah menduduki jabatan Direktur Utama di BUMD MUJ sejak 2015 memberikan pemahaman kepada peserta tentang urgensi ketahanan, kedaulatan dan kemandirian sektor energi di daerah terutama potensi usaha sektor energi Migas dan Energi Terbarukan di Indonesia dari aspek peraturan.
“Kita juga mendorong peserta untuk menjalin interaksi dan melakukan sinergi dengan Pemerintah Daerah atau BUMD dalam menjalankan program usaha,” tandas Begin.