Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Disentil' Covid-19, IPM Kabupaten Bandung Turun Tipis

Indeks pendidikan yang direpresentasikan dengan angka Harapan Lama Sekolah (HLS) mencapai 12,69 tahun, naik dibandingkan 2019 (12,68 tahun).
Ilustrasi - Polisi melakukan penyekatan kendaraan di Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat./Antara-Bagus Ahmad Rizaldi
Ilustrasi - Polisi melakukan penyekatan kendaraan di Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat./Antara-Bagus Ahmad Rizaldi

Bisnis.com, BANDUNG - Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bandung beberapa tahun terakhir terus merangkak naik.

Pada 2016 IPM Kabupaten Bandung berada di angka 70,69 poin, 2017 di angka 71,02 poin, 2018 di angka 71,75 poin dan 2019 berada di angka 72,41 poin.

Dalam situasi wabah Covid-19, IPM tahun 2020 mencapai 72,39 poin, atau menurun 0,02 poin dibandingkan tahun 2019.

Angka capaian 2020 tersebut merupakan kontribusi dari indeks pendidikan (65,12 poin), kesehatan (82,35 poin) dan daya beli (70,74 poin). 

"Kita bisa berbangga, karena indeks pendidikan dan kesehatan masih bisa naik. Turunnya indeks daya beli cukup wajar, mengingat kondisi pandemi. Karenanya kita terus dorong melalui fokus pemulihan ekonomi. Kalau ekonomi sudah pulih, daya beli tentu akan meningkat kembali," ujar Plh. Bupati Bandung  Asep Sukmana, Senin (5/4/2021).

Indeks pendidikan yang direpresentasikan dengan angka Harapan Lama Sekolah (HLS) mencapai 12,69 tahun, naik dibandingkan 2019 (12,68 tahun).

Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 2020 yang mencapai 8,96 tahun, juga menunjukkan kenaikan dibanding 2019 (8,79 tahun).

Angka kemiskinan, tutur Asep Sukmana, juga mengalami kenaikan. Tahun ini mencapai 6,91 persen  sedangkan tahun 2019 mencapai 5,94 persen.

"Tingkat pengangguran berada di angka 8,58 persen, naik dibanding tahun 2019, yaitu 5,48 persen. Naiknya angka kemiskinan dan pengangguran tidak bisa dipungkiri, merupakan dampak pandemi Covid-19. Sementara untuk indikator ekonomi, yang direpresentasikan dengan rata-rata pengeluaran per kapita, mengalami penurunan dengan nilai Rp10,2 juta jika dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu Rp10,5 juta," tutup Asep Sukmana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper