Bisnis.com, GARUT — Pasangan Abdusy Syakur-Putri Karlina ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Garut periode 2025—2030.
Meski unggul dengan perolehan 915.785 suara mengalahkan pasangan Helmi Budiman-Yudi Nugraha yang meraih 465.365 suara, pasangan Syakur-Putri kini harus membuktikan janji-janji mereka dengan berupaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Garut yang masih menjadi terendah di Jawa Barat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, IPM Kabupaten Garut pada 2024 tercatat sebesar 69,91%. Meski naik 0,69 poin dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini masih jauh di bawah rata-rata provinsi dan tertinggal hingga hampir 14 poin dari Kota Bekasi, yang memiliki IPM tertinggi di Jawa Barat sebesar 83,55%.
IPM adalah indikator penting dalam mengukur kualitas pembangunan manusia yang mencakup tiga dimensi utama: kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Kepala BPS Jawa Barat Darwis Sitorus menjelaskan bahwa meskipun ada perbaikan kecil di setiap dimensi, peningkatan yang dicapai Garut masih belum signifikan untuk mendongkrak peringkatnya di tingkat provinsi.
Pada dimensi kesehatan, Umur Harapan Hidup (UHH) bayi yang lahir di Garut pada 2024 mencapai 74,87 tahun, naik 0,19 tahun dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan adanya kemajuan dalam layanan kesehatan.
Baca Juga
Namun demikian, Darwis menekankan bahwa infrastruktur dan akses layanan kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah.
"Perbaikan dalam layanan kesehatan memang terjadi, tetapi tantangan utamanya adalah pemerataan akses, terutama di wilayah-wilayah terpencil," ujar Darwis.
Dimensi pendidikan menunjukkan tren serupa. Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun ke atas meningkat tipis dari 12,16 tahun menjadi 12,17 tahun. Sementara itu, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas hanya naik dari 7,84 tahun menjadi 7,85 tahun, yang setara dengan tingkat pendidikan SMP.
"Rata-rata penduduk dewasa di Garut masih belum menyelesaikan pendidikan menengah. Ini tantangan besar yang harus dijawab pemerintah baru, terutama dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan," tambah Darwis.
Dimensi ekonomi, yang diukur melalui pengeluaran per kapita masyarakat, juga menjadi faktor rendahnya IPM Garut. Sebagai daerah yang mayoritas penduduknya bergantung pada sektor pertanian, Garut rentan terhadap fluktuasi harga komoditas. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan ekonomi yang memengaruhi daya beli masyarakat.
Darwis juga membandingkan kondisi Garut dengan Kota Bekasi, yang memiliki IPM tertinggi di Jawa Barat. Menurutnya, kesenjangan yang ada sangat dipengaruhi oleh faktor urbanisasi dan infrastruktur.
"Kota Bekasi memiliki fasilitas pendidikan dan kesehatan yang jauh lebih lengkap, serta akses teknologi yang mendukung produktivitas. Sementara Garut masih menghadapi tantangan geografis, seperti keterbatasan akses jalan dan minimnya sarana pendukung," jelasnya.
Darwis menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi kesenjangan ini. Dukungan dari pemerintah pusat diperlukan untuk memastikan program pembangunan yang lebih merata, terutama di daerah-daerah tertinggal seperti Garut.
"Program pembangunan harus lebih fokus pada wilayah dengan IPM rendah. Dengan kolaborasi yang baik, kesenjangan ini dapat dikurangi," tambahnya.
Sebagai pasangan pemimpin baru, Syakur-Putri juga diharapkan dapat menjawab tantangan geografis dan infrastruktur yang selama ini menjadi hambatan pembangunan. Dengan memprioritaskan pemerataan layanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan, pasangan ini diyakini mampu menciptakan pembangunan yang lebih inklusif.
Darwis menyatakan optimismenya bahwa dengan strategi yang tepat, IPM Garut dapat terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, dia mengingatkan bahwa upaya tersebut membutuhkan komitmen dan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan pusat.
"Perbaikan kecil sudah terlihat, tetapi diperlukan langkah besar untuk mengejar ketertinggalan. Saya yakin, dengan pemimpin yang visioner, Garut bisa berubah menjadi lebih baik," pungkas Darwis.
Dengan tantangan besar yang ada di depan mata, langkah awal pasangan Syakur-Putri untuk meningkatkan IPM akan menjadi penentu keberhasilan mereka dalam membawa Garut keluar dari daftar daerah dengan pembangunan manusia terendah di Jawa Barat.