Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Sukses Petani Muda Sukabumi Kembangkan Burung Puyuh

Brainy mengaku bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp300.000 rupiah per hari, hanya dari jualan telur puyuh saja.
Brainy Briliany menunjukkan terobosan peningkatan nilai tambah telur puyuh.
Brainy Briliany menunjukkan terobosan peningkatan nilai tambah telur puyuh.

Bisnis.com, BANDUNG — Brainy Briliany sudah beberapa tahun memilih jalan menjadi peternak burung puyuh.

Tergabung dalam sebuah kelompok tani di Desa Cikembar Kabupaten Sukabumi, ia dan rekan-rekannya sukses membudidayakan burung puyuh. Sebanyak 2.000 ekor burung puyuh kini berhasil diternakkan.

Dari peternakan burung puyuh itu, Brainy bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp300.000 rupiah per hari, hanya dari jualan telur puyuh saja. Berkeinginan untuk mengembangkan peternakan puyuh lebih luas lagi namun karena keterbatasan modal pribadi dan anggota dari kelompok tani, rencana itu masih belum dimulai.

Kabar bersambut saat ia mendapatkan informasi dari grup whatsapp tentang program Petani Milenial Juara dari Pemda Provinsi Jawa Barat. "Saya tertarik lalu membuka website dan baca-baca. Ternyata sangat sesuai dengan passion saya. Saya kan sudah jalan dengan peternakan puyuh, jadinya langsung daftar," ujar anak muda berusia 22 tahun ini.

Ia mengatakan tertarik dengan Petani Milenial karena merasa prihatin dengan semakin berkurangnya anak muda yang terjun dalam bidang pertanian dan peternakan.

"Jika ada bantuan, saya ingin menambah bibit puyuh agar tentunya menambah penghasilan. Kalau 2.000 ekor, butuh bantuan sekitar Rp50 juta. Jika dihitung, seribu ekor puyuh mampu memberikan penghasilan Rp2 juta per bulan, jadi tinggal dikalikan saja," tuturnya pekan lalu.

Brainy melihat pada masa pandemi Covid-19, ternyata sektor usaha yang berkaitan dengan makanan dapat bertahan dengan baik. Sehingga ia sangat yakin dengan usaha peternakan puyuh ini.

Mendatang, selain hanya menjual telur mentah, saat ini sudah mulai ada upaya untuk menambah nilai produk yang dihasilkannya. Yakni, membuat telur asin puyuh, mengemas daging puyuh matang dalam kaleng dan lainnya.

"Olahan hasil puyuh sudah disiapkan agar ada nilai tambahnya. Burung puyuh yang sudah tidak bertelur atau afkiran masih ekonomis dengan memanfaatkan olahan dagingnya," tutup Brainy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper