Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program OPOP Targetkan Rangkul 1.000 Pesantren Tahun Ini

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat menargetkan jumlah peserta program One Pesantren One Product (OPOP) setidaknya mencapai 1.000 pesantren pada 2021 ini.
Pekerja memotret produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). /Antara
Pekerja memotret produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). /Antara

Bisnis.com, BANDUNG — Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat menargetkan jumlah peserta program One Pesantren One Product (OPOP) setidaknya mencapai 1.000 pesantren pada 2021 ini.

Kepala Dinas KUK Jabar Kusmana Hartadji mengatakan jumlah tersebut tercatat meningkat dibanding 2020 lalu yang hanya menyertakan 500 pesantren. Kondisi pandemi Covid-19 membuat anggaran OPOP ikut terkoreksi.

“Karena kemarin kita direcofusing sasarannya 500 (pesantren) sekarang 1.000 (pesantren) lagi," katanya di Bandung, Rabu (20/1/2021).

1.000 pesantren yang akan mengikuti program OPOP tahun ini diprioritaskan kepada pesantren yang sempat mendaftar pada 2020 lalu namun gagal masuk menjadi peserta OPOP karena mengalami kendala saat pendaftaran yang dilakukan secara online.

"Arahan Pak Gubernur, yang tahun kemarin tidak masuk menjadi peserta kita harus dampingi, strateginya itu. Jadi keluhannya kan butuhnya itu hibah. Tapi itu kan tidak mendidik," paparnya.

Adapun strategi lainnya, Kusmana menambahkan, mengajak para alumni OPOP di tahun 2019 juga tahun 2020 untuk menjadi mentor bagi peserta baru. Para alumni tersebut dapat berbagi kesempatan tatkala menjadi peserta OPOP, baik itu mengenai tata cara pendaftaran hingga manfaat yang telah didapat.

"Karena terasa juga manfaatnya kan, secara pesantren dan secara ekonomi berkembang," ucapnya.

Sejumlah pasantren yang telah menjadi peserta OPOP ini juga diminta untuk mengajak pesantren lainnya yang berada di sekitarnya untuk turut menjadi peserta. Menurut dia, ada satu pesantren yang yang dapat mengajak tujuh pesantren lainnya untuk menjadi peserta OPOP.

"Jadi tinggal menyiapkan produknya yang cocok, karena nanti dikurasi melalui tim juri apakah layak dikembangkan, apakah murni diprodukai oleh pasantren itu atau hanya dilakukan oleh sekitarnya, kan itu tidal boleh," paparnya.

Kusmana menyampaikan, di Jabar sendiri terdapat sekitar 8.400 pesantren yang memiliki nomor sertifikat pondok pesantren (NSPP). Sedangkan yang belum memiliki NSPP sekitar 9.000.

Sedangkan dari target 5.000 pesantren hingga 2024 nanti, saat ini OPOP sudah diikuti oleh 1.547 pesantren.

"Sekarang (tahun 2021) 1.000 pesantren. Jadi akan menjadi 2.547. Mudah-mudahan tahun depan bertambah," kata dia.

Kusmana sangat optimis, pada 2024 nanti dapat menggandeng 5.000 pesantren untuk mengikuti program OPOP ini. Hingga saat ini saja, dia mengaku terdapat 1.400 peserta sudah mendaftar untuk mengikuti program OPOP 2021.

"Tapi ada juga yang majelis taklim, mereka tidak paham. Kan OPOP itu untuk pesantren," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper