Bisnis.com, BANDUNG - Recovery ekonomi menjadi isu menarik bagi setiap pasangan calon (Paslon) Kepala Daerah di Kabupaten Bandung.
Tiga paslon kepala daerah di Kabupaten Bandung beradu ide, lalu bagaimana strategi setiap paslon dalam menghadapi perekonomian masa pandemi?
Dalam diskusi yang digelar melalui media daring ini, diikuti Ketua Kadin Kabupaten Bandung Ferry Sandiyana, lalu masing-masing pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Kabupaten Bandung atau yang mewakilinya yakni paslon nomor urut 1 Kurnia Agustina-Usman Sayogi oleh tim Mokhamad Ikhsan, paslon nomor urut 2 diwakili langsung calon bupati Yena Iskandar Maseom, dan paslon nomor urut 3 diwakili langsung calon bupati Dadang Supriatna.
Pada pembukaan materi, Ketua Kadin Kabupaten Bandung Ferry Sandiyana mengatakan pandemi begitu berdampak pada perekonomian masyarakat tak terkecuali para pengusaha yang di dalamnya terdapat pelaku UMKM. Menurut dia, dampak pandemi bahkan mulai terasa sejak Indonesia belum mengalami kasus pertama Covid-19.
"Sedikit ingin membicarakan tentang bahwa dengan kondisi pandemi dari Februari sudah terasa oleh kita pengusaha, dan kejadiannya sangat berbeda dengan tahun 1998. Kalau itu karena moneter, kalau sekarang banyak sektor yang terkena, baik pengusaha kecil maupun pengusaha besar, semuanya terhenti," kata Ferry, Rabu (18/11/2020).
Dia pun memandang bahwa masalah yang ditimbulkan pandemi Covid-19 tidak akan selesai sekaligus meskipun vaksinnya kelak ditemukan. Pasalnya untuk memulihkan ekonomi yang terpuruk, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. "Pemulihan ekonomi tidak seperti membalikan telapak tangan," ujar dia.
Di samping itu, dia memandang pelaku usaha punya peran besar untuk menggerakan roda perekonomian masyarakat. Tentu hal ini bakal lebih optimal bila pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang strategis, terutama dalam upaya bersinergi.
Terkait Kabupaten Bandung di tengah hajat Pilkada 2020, dia pun menaruh harapan supaya kelak kepala daerah yang memimpin memperhatikan hal ini terutama untuk membangkitkan ekonomi di tengah atau pasca pandemi Covid-19 berakhir.
"Harapan ini bisa diperkuat lagi ke depan supaya ekonomi bisa lebih baik lagi," kata Ferry.
Sementara itu, perwakilan paslon nomor 1, Mokhamad Ikhsan menyampaikan terkait data BPS soal dampak pandemi Covid-19 terhadap pelaku UMKM di Kabupaten Bandung. Dijelaskannya, sekitar 71,7% pelaku UMKM usahanya terhenti karena pandemi, 4,8%-nya bahkan tidak bisa membangkitkan lagi usahanya, sementara tenaga kerja UMKM yang dirumakan mencapai 65%.
Terkait itu, paslon nomor urut 1 memiliki sejumlah program untuk membantu menangani masalah perekonomian masyarakat. Beberapa di antaranya seperti memberi kredit usaha, bantuan langsung, pendampingan usaha, hingga upaya-upaya memfasilitasi pelaku usaha agar dapat bangkit secara ekonomi. Terkait kadin, dia pun memandang bahwa lembaga ini perlu dilibatkan lebih jauh dalam setiap upaya pemerintah membangun ekonomi masyarakat.
"Kalau kadin itu kan kalau di negara lain dia punya fungsi fasilitasi antara pengusaha pemerintah dan pasar, kadin jadi sangat sentral, terutama untuk mengelola apa yang tidak bisa dilakukan pemerintah. Kalau di ekonomi itu ada teori kegagalan pasar, jadi pemerintah ini hanya mengelola yang berkaitan dengan publik, misalnya barang milik daerah, fasilitas publik, dan lainnya. Kalau fasilitas privat, misal pengusaha kecil, menengah, maupun besar, itu harus ada fasilitatornya, dan kadin arahnya ke sana, dia bisa memfasiltasi anggotanya dengan pemerintah dan pasar," kata Ikhsan.
Sementara itu, calon bupati Yena Iskandar Maseom mengutarakan sebagai calon kepala daerah, dia pun bersama pasangannya Atep Rizal, telah merancang beberapa program yang dapat mendorong perekonomian masyarakat terus berjalan, seperti menyediakan pasar dan mengintegrasikan produk UMKM dengan potensi yang ada. Yena pun membandingkan potensi daerah Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung. Menurutnya Kabupaten Bandung mempunyai potensi lebih besar yang bisa dimanfaatkan ke depannya daripada daerah ibu kota Jawa Barat tersebut.
"Kalau Kabupaten Bandung dipimpin oleh kepala daerah yang dipimpin oleh orang yang kreatif penuh dengan gagasan, otomatis Kabupaten Bandung bisa keluar dengan cepat di saat pandemi tentunya di bidang perekonomian. Saya juga melihat daereah lain, contoh Kota Bandung aja, Kota Bandung tidak memiliki modal seperti sawah, lahan peternakan, nah Kabupaten Bandung memiliki semuanya, itu jadi potensi," ujar dia.
Terkait kadin, Yena memandang penting lembaga ini. "Kebetulan saya juga poengurus kadin, tentunya saya akan melibatkan kadin ini dalam peningkatan ekonomi karena seperti yang kita tahu pembangunan ekonomi itu ada karena hubungan pentahelix, selain pemerintah, pengusaha, akademisi, komunitas, juga media, jadi kami akan bersinergi, karena kami butuh asosiasi-asosiasi yang akan memberi masukan dan stimulan bagi keberlangsungan perekonomian di Babupaten Bandung," katanya.
Sementara calon bupati Dadang Supriatna menawarkan sekurang-kurangnya tiga langkah untuk membangkitkan ekonomi pascapandemi di Kabupaten Bandung. Antara lain memperkuat sektor di industri pariwisata, di sektor industri pertanian, dan di sektor industri kreatif. Masing-masing sektor itu mempertimbangkan potensi daerah yang bisa menopang ekonomi masyarakat ke depannya.
Di luar itu, dirinya memandang wajib keterlibatan kadin dalam menunjang pertumbuhan ekonomi daerah. "Kadin ini wajib untuk dilibatkan dan kadin ini salah satu oaganisasi yang harus selalu berkomunikasi. Jadi input-input ini dikomunikasikan kepada bupati, nanti kebijakan apa yang harus dilakukan dan ini disinergikan, dan ini tertuang dalam RPJMD. Kadin sangat penting bagi saya, jadi saya akan ajak bicara apa yang diharapkan dan berapa jumlah pelaku UMKM yang belum dan sudah tergabung di dalam kadin, ini harus dibicarakan secaara langsung, nanti kita lari sama-sama," katanya. (K34)