Bisnis.com,BANDUNG—Kuartal II 2020 ekonomi Jawa Barat mengalami penurunan cukup dalam sebesar 5,98%. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menilai belanja pemerintah bisa menjadi solusi, namun ada kendala.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan dari hasil studi sebuah lembaga Jawa Barat masuk dalam kategori daerah yang ekonominya membaik berikut penanganan kesehatan saat menggelar adaptasi kebiasaan baru. Namun tetap saja pada kuartal II 2020 penurunan terjadi.
“Ekonomi kami berkontraksi cukup dalam ya, kalau kita minus 5 Jakarta minus 10 kalau tidak salah. Pak Sekda saya tugaskan menggenjot belanja pemerintah,” katanya saat melakukan pertemuan dengan Kepala BNPB Doni Monardo di Gedung Pakuan, Bandung, Kamis (6/8/2020).
Menurutnya laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat saat ini hanya bisa ditopang belanja pemerintah, mengingat tiga sektor yakni investasi, ekspor dan daya beli masyarakat mengalami penurunan. “Tiga sektor sudah padam, jadi [kalau] keempatnya slow dan padam, nggak ada yang gerak, itulah kenapa belanja kita push,” tuturnya.
Namun pihaknya mengaku urusan belanja pemerintah bukan hal mudah. Secara aturan setiap belanja lelang pihaknya tidak bisa langsung membayar karena sistem mengamatkan kontraktor bekerja dulu baru dibayar pemerintah. “Makanya bayar-bayar rata-rata di Oktober-November-Desember,” ujarnya.
Karena itu dengan kondisi ini pihaknya hanya bisa membelanjakan pengeluaran rutin. Belanja ini pun disiati pihaknya agar tetap bisa memutar perekonomian. “Saya perintahkan rapat di hotel saja, beli-beli di restoran kan begitu ya? Pakai transportasi umum supaya ekonomi jalan,” katanya.
Menurutnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat bukan tidak berupaya agar belanja pemerintah bisa mengungkit roda perekonomian. Ridwan Kamil mengaku sudah kerja keras membelanjakan tapi hasilnya tidak bisa memenuhi ekspektasi persentase serapan anggaran yang besar. “Karena belanja pemeritah ada prosedur yang tidak sesederhana yang kita bayangkan. Ini tantangan-tantangan,” tuturnya.
Kepada Doni, Ridwan Kamil mengaku pihaknya juga menyampaikan hal yang sama pada sejumlah menteri yang sudah menggelontorkan bantuan anggaran pada Jawa Barat. “Ini menjadi tantangan kita bersama, mudah-mudahan tiga bulan ke depan positif supaya Indonesia nggak masuk resesi,” katanya.
Dia berharap persoalan belanja bisa dipecahkan bersama baik oleh pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Pihaknya enggan dalam tiga bulan ekonomi tetap minus, karena Indonesia bisa terancam resesi seperti Singapura, Korea Selatan, dan Uni Eropa. “Indonesia jangan resesi seperti Singapura, Korea Selatan, Uni Eropa dan lain-lain, kenapa kita push [anggaran],” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan ekonomi Jawa Barat triwulan II-2020 dibanding triwulan II-2019 (y-on-y) terkontraksi 5,98 %. Bahkan jika dibandingkan dengan triwulan I 2020, penurunan mencapai 4,95%.
"Terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan aktivitas produksi di beberapa lapangan usaha,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (5/8/2020).