Bisnis.com, BANDUNG--Anggota Dewan Eksekutif Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) Jawa Barat Muhammaf Yusuf mengatakan Jawa Barat dengan penanganan Covid-19 yang cepat, tepat dan akurat mulai bergegas untuk segera memulihkan laju perekonomian lewat penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Yusuf mengatakan dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi Jawa Barat bisa berkaca pada pengalaman Taiwan.
“Taiwan itu penanganan Covid-19 nya cepat selesai, cepat buka juga aktivitas perekonomiannya. Mereka begitu selesai, cepat dia buka industri dan aktivitas ekonominya. Jawa Barat ingin jadi provinsi pertama yang cepat pulih kesehatan dan ekonomi,” ujarnya kepada Bisnis, pekan ini.
Yusuf mengatakan akibat pandemi keberlangsungan Segitiga Rebana mengalami dilema. Potensi ada, tapi bisnis manufaktur Indonesia yang 60 persen berada di Jawa Barat sangat terdampak. “Banyak pabrik yang lay off. Karena demand global suplly chain terdampak. Ini jadi catatan,” ujarnya.
Menurutnya investor pasca-pandemi akan melihat peluang wilayah paling strategis seperti kawasan Segitiga Rebana yang diapit Bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban dan konektifitas jalan tol ditambah ketersediaan lahan eksisting seperti eks perkebunan tebu PT RNI. “Itu titik [strategis] yang bisa dilihat, Segitiga Rebana adalah wilayah yang siap menampung industri,” katanya.
Pihaknya juga menilai peluang Rebana jadi wadah relokasi industri di China milik Amerika dan Eropa sangat terbuka. “Ada keinginan memindahkan pabrik dari Tiongkok karena sensitifitas Covid-19. Terkait rencana pindah ke Jawa Tengah itu masih sebatas informasi,” katanya.
Kawasan Segitiga Rebana memiliki wilayah yang luas terdiri dari Kabupaten Cirebon dengan luas 1.072,29 km persegi, Kabupaten Subang 2.051,76 km persegi, dan Kabupaten Majalengka 1.204,24 km persegi. Jika digabungkan, total luas Segitiga Rebana mencapai 4.328,29 km persegi.