Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Baik, Bio Farma Bisa Produksi 1.000 Alat Tes PCR

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, PT Bio Farma dapat memproduksi reagen untuk pemeriksaan Covid-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
PT Bio Farma (Persero) dapat memproduksi reagen untuk pemeriksaan Covid-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
PT Bio Farma (Persero) dapat memproduksi reagen untuk pemeriksaan Covid-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Bisnis.com,BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, PT Bio Farma (Persero) dapat memproduksi reagen untuk pemeriksaan Covid-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

“Di Bio Farma, kita bisa menyaksikan ada produksi untuk reagen PCR, untuk mengetes positif tidaknya Covid-19,” kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- usai mengunjungi PT. Bio Farma di Kota Bandung, Jumat (24/4/2020).

Menurut Kang Emil, PT Bio Farma memiliki kapasitas produksi mencapai 100.000 tes kit reagen, dan masih bisa ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan alat tes Covid-19 di Jabar.

“Kapasitas kurang lebih 100.000 selama dua minggu dan bisa ditingkatkan, sehingga (kit) pengetesan produksinya di Jawa Barat,” ucapnya.

Sebelumnya, Hbernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan, kebutuhan ventilator untuk 105 rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Jabar akan terpenuhi setelah Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar membeli ventilator produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Pindad.

Adapun ventilator produksi PT DI (Persero) dan PT Pindad telah dikonfirmasi lulus uji produk dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan RI.

Kang Emil pun menuturkan, ke-105 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar ini akan mendapatkan minimal satu ventilator tambahan. Khusus untuk rumah sakit yang menangani pasien yang susah bernapas secara spontan atau gagal nafas, Kang Emil berujar rumah sakit tersebut mendapatkan empat sampai lima unit ventilator.

"Kalau kita pilah lagi ada sekitar 50 rumah sakit yang membutuhkan ventilator khusus untuk pasien yang susah bernapas secara spontan atau sudah mengalami gagal napas. Per rumah sakit (itu) rata-rata dapat empat sampai lima unit, jadi (total) sekitar 250-an unit (untuk rumah sakit khusus tersebut)," tutur Kang Emil.

Kang Emil berharap, tak hanya untuk Jabar, kebutuhan ventilator di seluruh Indonesia pun bisa terpenuhi oleh produk buatan lokal yang sudah teruji kelaikan klinis dan standar keamanan juga keselamatan.

"Inilah kekuatan di Indonesia, di Jabar, khususnya industri-industrinya luar biasa, dengan kebersamaan kita akan menang melawan Covid-19," ujar Kang Emil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper