Bisnis.com,BANDUNG—Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat menindaklanjuti perintah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait kelangkaan bawang putih di tingkat pasar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat M Arifin Soendjayana mengatakan pihaknya sudah melaporkan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi persoalan kelangkaan bawang putih yang terkena dampak penyebaran virus corona dari China.
“Kami langsung menindaklanjuti arahan Gubernur melakukan langkah-langkah dengan Satgas Pengan Polda Jabar,” katanya di Bandung, Rabu (12/2/2020).
Pihaknya juga sudah menemui Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan terkait kemungkinan masuknya lagi bawang putih impor dari China. Menurutnya Kementerian Perdagangan memastikan tidak ada pembatasan impor dari China termasuk bawang putih. “Yang dilarang hanya hewan hidup, bawang putih bisa impor,” katanya.
Selain itu mekanisme izin impor bawang putih, rekomendasi impor produk holtikultura (RPIH) dari Kementerian Pertanian, sementara izin impor Kementerian Perdagangan pun sudah mengeluarkan.
“Kami juga sudah melakukan konsolidasi di tingkat distributor yang ada di Bandung, kondisinya memang di distributor Caringin dan Ciroyom barang kosong,” katanya.
Dari hasil laporan Satgas Pangan di tingkat pusat, pekan ini harga bawang putih di sejumlah daerah terpantau mengalami penurunan 17%. Arifin mengatakan dari hasil pengecekan langsung ke sejumlah pasar penurunan tersebut memang terjadi.
Di Pasar Johar, Karawang menurutnya bawang putih oleh pedagang kecil dijual sebesar Rp45.000/kilo turun dari harga sebelumnya Rp75.000/kilo. Sementara di lokasi yang sama, pedagang besar/distributor sudah menjual Rp37.500. “Pemerintah memberi batasan untuk konsumen harga jual Rp32.000/kilogram,” katanya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan mengatakan pihaknya sudah memerintahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperndag) untuk segera mengendalikan kelangkaan bawang putih. Pola pengendalian yang dilakukan menurutnya sama seperti saat mengendalikan harga cabai merah.
"Jadi proaktif di bawah, pastikan suplai-suplai jangan terkendala dalam hitungan hari, sebelum harga meningkat kita sudah bisa intervensi. Buktinya saat cabe juga lebih baik dibandingkan Jakarta secara keseluruhan," ujarnya.
Saat ditanya potensi lokal untuk bawang putih, menurut Emil, ia tak hapal volumenya seperti apa. Namun kebutuhan bawang putih ini, sama seperti kebutuhan bahan pokok yang lain. "Orang Jabar itu kan hasil surveinya sebagian pendapatan, pengeluaran terbesarnya itu untuk makan, perut. Jadi urusan sembako itu menjadi prioritas," katanya.