Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ridwan Kamil Pastikan Pasokan Kepokmas di Jabar Jelang Nataru Stabil

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan tidak ada gejolak harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) yang berarti menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Jawa Barat.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil/Bisnis-Wisnu Wage
Gubernur Jabar Ridwan Kamil/Bisnis-Wisnu Wage

Bisnis.com, BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan tidak ada gejolak harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) yang berarti menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Jawa Barat.

Kondisi ini didapat pihaknya usai mendampingi Menteri Perdagangan (Mendag) RI Agus Suparmanto meninjau kondisi harga kepokmas di Pasar Kosambi, Bandung, Jumat (20/12/2019).

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan pasokan kepokmas jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di wilayahnya dipastikan aman. Meski sejumlah kepokmas mengalami kenaikan harga, salah satunya telur.

Guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan kepokmas, Emil akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. Selain itu, kata dia, pihaknya siap menggelar operasi pasar bersama Bulog manakala terjadi lonjakan kenaikan harga.

“Pasokan secara umum stabil, tinggal nanti —seperti Pak Menteri (Perdagangan) menyampaikan, akan berkoordinasi dengan asosiasi-asosiasi untuk memastikan pasokan berjalan dengan baik,” katanya.

Pihaknya merencanakan awal pekan depan menggelar rapat koordinasi dengan Bulog di Gedung Sate guna memastikan harga-harga dan ketersediaan stabil.

Menirutnya kenaikan harga beberapa kepokmas terjadi karena permintaan tinggi. Apalagi, jelang perayaan hari besar keagamaan dan pergantian tahun. Namun, dia memastikan kenaikan harga masih dalam tahap yang wajar.

“Tapi secara umum masyarakat jangan khawatir, hadirnya Pak Menteri (Perdagangan) kali ini ke Bandung, salah satunya untuk memastikan stabilitas harga masih dalam batas toleransi di pasar-pasar di Jawa Barat,” katanya.

Kadisperindag Jabar Mochamad Arifin Soendjayana mengatakan kenaikan harga daging dan telur sudah diprediksi oleh pihaknya dalam sejumlah pantauan ke pasar tradisional dan modern. Namun menurutnya kenaikan masih wajar karena ini terkait kebutuhan rumah tangga dan pelaku usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper