Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Menang, Morgan Stanley Prediksi PDB Indonesia Meningkat

Bisnis.com, JAKARTA - Morgan Stanley merilis laporannya mengenai dampak dari hasil pemilihan umum Indonesia yang berjudul “Incumbent wins; what’s next after the dust settles” yang ditulis oleh Deyi Tan, Zac Su, dan Jonathan Cheung.

Hasil penghitungan cepat menunjukkan bahwa Jokowi telah memenangkan masa jabatan kedua dengan selisih yang lebih besar dibandingkan pemilu pada 2014 silam.

Dalam risetnya, Morgan Stanley menyimulkan bahwa agenda lima tahunan ini menghilangkah kekhawatiran dari para pelaku pasar terkait adanya ketidakpastian politik.

Bahkan, dengan kemenangan Pasangan 01 ini diprediksi akan ada keberlanjutan kebijakan yang telah digulirkan dalam lima 4,5 tahun terakihir. "Kami melihat PDB Indonesia sedikit meningkat pada 2019, berlawanan dengan kondisi ekonomi global," tulis laporan tersebut, Kamis (18/4/2019).

Hasil penghitungan cepat untuk pemilihan presiden menunjukkan kemenangan Jokowi-Ma'ruf dengan 54%-56% suara dibandingkan dengan dengan Prabowo-Sandi yang diperkirakan hanya 44%-46%.

Jika hasil ini tidak berubah banyak, artinya Jokowi telah mendapatkan masa jabatan kedua sebagai presiden dengan margin kemenangan 8-12ppt, lebih luas dari 6ppt pada 2014.

Sementara itu, dalam pemilihan parlemen, partai Jokowi yakni PDI Perjuangan, tampaknya telah memenangkan pembagian suara tertinggi di 20%, diikuti oleh partai Gerindra 13% dan Golkar sebesar 12%.

"Jokowi kemungkinan akan melanjutkan reformasi kebijakan yang telah dilakukannya di masa jabatan pertamanya. Setelah hasil pemilu telah resmi diumumkan, perhatian pasar kemungkinan besar akan beralih dari pemilu ke implementasi kebijakan," jelasnya.

Morgan Stanley menilai, ada beberapa kemajuan dalam masa jabatan pertama Jokowi, antara lain adalah pembangunan infrastruktur, reformasi fiskal, meningkatnya kemudahan melakukan bisnis, dan langkah-langkah sosial untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan ketidaksetaraan.

Terkait prioritas kebijakan pada masa jabatan berikutnya, agenda kampanye Jokowi menunjukkan bahwa kemungkinan akan melanjutkan apa yang telah dilakukannya sepanjang masa jabatan pertamanya.

Jokowi diyakini akan fokus pada industrialisasi melalui pengembangan zona ekonomi khusus dan mempercepat pembangunan infrastruktur, melanjutkan reformasi fiskal untuk meningkatkan daya saing ekonomi, dan reformasi kelembagaan untuk meningkatkan tata kelola.

Untuk mencapai jalur pertumbuhan berkelanjutan yang lebih tinggi, reformasi struktural 2.0 diperlukan, di mana Indonesia memiliki salah satu kisah struktural terkuat di AxJ.

Tidak seperti kebanyakan negara Asia lainnya, yang kemungkinan akan menunjukkan moderasi pertumbuhan pada 2019 (dibandingkan 2018), Morgan Stanley memperkirakan bahwa Indonesia dapat melawan arus global pada 2019, dengan pertumbuhan naik menjadi 5,3%.

"Indonesia sebelumnya menikmati pertumbuhan yang sehat dari reformasi setelah krisis keuangan Asia dan siklus super komoditas. Pembuat kebijakan perlu memulai reformasi struktural 2.0 untuk lebih meningkatkan pertumbuhan secara berkelanjutan tanpa mengalami hambatan likuiditas dan memperluas ketidakseimbangan eksternal," paparnya.

Menurutnya, ini akan memerlukan peningkatan produktivitas dan daya saing di sektor non-komoditas untuk memastikan sumber daya dihabiskan di bidang-bidang yang produktif. Misalnya infrastruktur dan pendidikan, menjaga pertumbuhan upah tetap konsisten seiring dengan pertumbuhan produktivitas, dan memperbaiki lanskap investasi untuk menarik FDI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tegar Arief
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper