Bisnis.com, PURWAKARTA - PT Pupuk Indonesia menjamin ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi melalui penandatanganan surat perjanjian jual beli antara distributor pupuk Jawa Barat dengan para pemilik kios.
Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Rabu.
"Kami berupaya agar pupuk bersubsidi selalu tersedia agar saat musim tanam para petani dapat menjalankan kegiatan pertaniannya. Pada musim tanam ini, kami menjamin stok pupuk cukup dan tidak terjadi kelangkaan," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin.
Sebanyak 24 distributor dan 476 kios yang berlokasi di Purwakarta, Subang, Karawang dan Bandung ini merupakan distributor yang berada di bawah koordinasi anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), yaitu PT Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik.
Total jumlah distributor di wilayah Jabar adalah sebanyak 131 distributor dan 3.807 kios resmi pupuk bersubsidi.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, menegaskan bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk pupuk bersubsidi tahun ini sebesar Rp29 triliun.
"Kamu melaksanakan distribusi dan pengadaan pupuk untuk para petani. Tahun 2019 ini diharapkan tidak ada cerita kekurangan pupuk," kata Sarwo Edhy.
Pupuk Indonesia dengan didukung oleh anggota holdingnya berusaha menjalankan tugas yang diberikan Pemerintah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang telah ditetapkan dalam Permentan No. 47/SR.310/11/2018.
Oleh karena itu, distributor dan kios resmi diharapkan menjadi garda terdepan dalam penyaluran pupuk bersubsidi atas kerja sama yang telah terjalin selama ini.
"Distributor dan kios adalah kunci keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi agar bisa sampai ke tangan petani yang berhak sesuai dengan mekanisme yang ada, yaitu melalui RDKK," tambah Aas.
Hal ini penting agar pupuk bersubsidi tidak diselewengkan ke sektor lain dan diterima oleh mereka yang tidak berhak.
Sepanjang 2018, Pupuk Indonesia menyalurkan pupuk bersubsidi dengan total 9,34 juta ton ke seluruh wilayah Indonesia.
Dalam penugasannya, Pupuk Indonesia menetapkan stok sebesar dua kali lipat dari ketentuan tersebut atau mencukupi kebutuhan pupuk sebulan ke depan. Stok tersebut melebihi Permentan yang menetapkan kebutuhan pupuk harus terjaga untuk dua minggu ke depan.
Upaya ini dilakukan agar kelangkaan pupuk tidak terjadi dan petani dapat dengan mudah dan cepat menerima pupuk bersubsidi.
Tercatat per 26 Februari 2019, stok pupuk bersubsidi nasional di Lini III (gudang yang berlokasi di Kabupaten) sebanyak 1,26 juta ton atau 3 (tiga) kali stok minimum yang telah ditentukan.
Dengan jumlah stok tersebut, hingga 24 Februari 2019 Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 1.363.431 ton ke seluruh pelosok Negeri dengan rincian sebanyak 641.694 ton Urea, 144.227 ton SP-36, 137.035 ton ZA, 355.315 ton NPK, dan 85.159 ton Organik.
Untuk wilayah Jawa Barat yaitu sebesar 211.788 ton dengan rincian sebanyak 101.006 ton Urea, 31.808 ton SP-36, 10.896 ton ZA, 60.121 ton NPK, dan 7.958 ton Oragnik.
Upaya lain juga dilakukan melalui optimalisasi distribusi yaitu dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi, menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah dan juga memperkuat armada transportasi darat dan laut.