Bisnis.com,BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menekan tarif objek wisata guna menghindari turunnya angka kunjungan wisatawan akibat naiknya tarif pesawat.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Dedi Taufik mengatakan efek kenaikan tarif pesawat sangat berdampak pada kunjungan wisatawan. Karena itu pihaknya mengambil langkah antisipasi guna mencegah penurunan makin tajam. "Harga tiket masuk di destinasi mana saja tengah kita evaluasi untuk diturunkan," katanya pada bisnis, Rabu (27/2/2019).
Menurutnya ada sejumlah destinasi wisata yang harga tiket masuknya bisa dievaluasi agar wisatawan asing maupun nusantara masih bisa berkunjung. "Mana saja tempat wisata yang harga tiketnya mahal, seperti Tangkuban Parahu nanti saya bicara dengan pengelola," ujarnya.
Langkah ini dinilai Dedi bisa meringankan dan menarik wisatawan tetap datang ke Jabar meski menggunakan pesawat yang tarifnya saat ini naik karena tidak dibebani tarif masuk yang mahal di destinasi favorit. "Supaya keberminatan datang ke Jawa Barat, [kunjungan] pariwisatanya tetap terjaga," paparnya.
Jumlah pengelola objek wisata yang akan diturunkan tarifnya saat ini masih dikaji pihak dinas. Menurutnya jumlah pengelola objek di Jabar sangat banyak dan evaluasi cukup memakan waktu. "Banyak dalam waktu 3 bulan ke depan kita akan kaji. Jabar punya 213 destinasi wisata menurut data Badan Promosi Pariwisata Daerah," tuturnya.
Angka 213 destinasi ini tersebar di 5 pintu gerbang pariwisata yakni Bandung Raya, Bogor-Sukabumi, Bekasi-Karawang, Cirebon Raya dan Tasik- Pangandaran-Garut. "Ini akan kita evaluasi keseluruhan supaya 19 indikator kepariwisataan termasuk tiket di dalamnya, Jabar bisa naik," katanya.
Disparbud Jabar sendiri belum bisa mendapatkan angka riil penurunan jumlah kunjungan wisatawan. Pihaknya berharap dalam waktu tiga bulan evaluasi tetap bisa menjaga keberminatan wisatawan ke Jabar. "Kalau sekarang tiket dievaluasi bagus, kalau kajian Kemenhub keluar bisa memberi dampak positif," tuturnya.
Keberminatan wisatawan ke Jabar sendiri rata-rata pada wisata alam hingga buatan. Pihaknya mengaku sudah bicara dengan para pelaku pariwisata dan keluhan semata-mata tidak terkait tarif. "Waktu tempuh juga dibicarakan, seperti ke Kawah Putih Ciwidey [Bandung] itu masih lama, nah ini kan bukan di bidang pariwisata tapi dinas lain, ini harus dibicarakan," ujarnya.
Menurutnya aksesibilitas penting juga dibenahi mengingat saat ini sejumlah objek wisata tidak memiliki layanan angkutan. "Kita pikirkan misalnya menyiapkan bus feeder atau bus kecil menuju lokasi wisata. Waktu 3 bulan evaluasi cukup lah," katanya.
Jabar sendiri menargetkan angka kunjungan wisatawan pada 2019 ini untuk wisatawan nusantara mencapai 49 juta dan wisatawan mancanegara sekitar 1,8 juta. "Kita ingin menjadi bagian dari pencapaian target Kementerian Pariwisata," ungkapnya.