PT KAI menawarkan pada Pemprov, guna mengantisipasi keterlambatan pembangunan LRT Bandung Raya, untuk moda transportasi penyambung kereta api cepat ke dalam wilayah Kota Bandung menggunakan kereta diesel yang tersambung dari Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung ke Stasiun Cimekar, Kota Bandung.
“Cimekar Tegalluar itu lebih dari 500 meter. Kita set sentralnya di Tegalluar untuk kereta eksisting sekarang menggunakan double track yang berhentinya di Laswi, Kota Bandung. Jadi ini bisa melayani konektifitas kereta api cepat,” tuturnya, Senin (25/2/2019).
Usulan PT KAI ini dianggap paling realistis menjadi konektifitas kereta api cepat. Cimekar sendiri menurtnya bisa dikembangkan sebagai transit oriented development (TOD) diluar Tegalluar yang menjadi TOD kereta api cepat.
“Cimekar itu kan bisa dimanfaatkan sebagai penghubung kereta api konvensional ke kereta api cepat, orang Tasikmalaya mau naik kereta api cepat bisa dari Cimekar,” ujarnya.
Laswi sendiri tepat berada di aset Wika Realty yang memungkinkan menjadi TOD bagi LRT Bandung Raya. Namun keterlibatan dua BUMN ini menurut Dedi dalam perusahaan patungan nanti dalam porsi kecil mengingat Pemprov dengan nilai aset yang dimiliki memiliki posisi lebih dominan.
“Dibuka untuk konsorsium, tapi yang jelas minoritas,” katanya.