Bisnis.com, BANDUNG -- Terdakwa kasus suap perizinan proyek Meikarta, Billy Sindoro tetap bersikukuh mengaku tidak terlibat dalam penyuapan perizinan Meikarta.
Hal tersebut disampaikan Billy saat diperiksa sebatai terdakwa dalam sidang lanjutan kasus suap perizinan proyek Meikarta di Pengadilan Negeri Bandung, Kamis (14/2) malam.
Billy menyebut dirinya tidak pernah terlibat dalam perizinan Meikarta, bahkan terhadap dakwaan yang menyebut dirinya menginstruksikan hingga memberikan suap kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Ia mengaku perkenalan dirinya dengan sejumlah terdakwa lain, seperti Hendry Jasmen dan juga Fiteadjadja Purnama adalah bukan melulu terkait perizinan Meikarta. Billy menyebut Fitradjadja merupakan tempat dia berdiskusi terkait properti, bahkan ia menyebut Fitradjadja sebagai 'kamus' nya.
Sehingga ia menganggap dirinya tidak memiliki kapasitas untuk mengurusi sebuah perizinan, terlebih perizinan pembangunan megaproyek bernama Meikarta.
"Saya merasa tidak punya kualitas memimpin urus perizinan," ucap Billy membantah pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK.
Billy juga merasa tidak pernah meminta terdakwa Henry Jasmen untuk meminta Fitradjadja Purnama untuk membantu proses perizinan Meikarta. Ia juga membantah jika disebutkan dirinya pernah memberikan sejumlah uang kepada Henry Jasmen untuk kemudian diberikan kepada terdakwa lainnya, Taryudi.
Selain itu, Billy juga mengaku tidak pernah kenal dengan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ia pun tak mengakui dirinya mengenal atau bahkan menjalin komunikasi dengan orang-orang yang menerima uang suap untuk 'melicinkan' perizinan Meikarta.
"Sama sekali saya tidak kenal dan tidak tahu namanya. Saya tidak kenal aparat Pemda Bekasi ataupun Jawa Barat. Saya tidak kenal dan tidak tahu namanya," kata Billy.
Meski demikian, saat disinggung terkait sejauh mana perkenalan dirinya dengan Bupati Neneng Hasanah Yasin, Billy mengaku dirinya haya mengenal Neneng selintas.
Namun ia juga tidak menampik meskipun perkenalannya hanya sebatas fomal, namun pernah mendatangi kediaman Bupati Neneng bersama petinggi Lippo Group James Riady dan mantan Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Bartholomeus Toto.
"Kenal dengan Bupati ya masih kulit. Bukan teman, masih formal. Pertama kali silaturahmi itu nggak ada setengah jam. Waktu bertemu membicarakan sangat umum, lebih banyak mengenai keluarga. Disebutkan bawa denah-denah perizinan, nggak ada itu," ucap Billy.
Lebih jauh, penunjukan gambar denah Meikarta menurut Billy adalah saat bupati menanyakan bagaimana Meikarta. Lalu di sana lah ditunjukan denah Meikarta yang juga bisa dilihat di brosur-brosur pemasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
