Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Catat Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Jabar Triwulan I 2024 Tumbuh

Kinerja sektor jasa keuangan di Jawa Barat pada Triwulan I 2024 tetap bertumbuh dan menunjukkan indikator prudensial yang memadai.
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR)/Bisnis
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR)/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Jawa Barat pada Triwulan I 2024 tetap bertumbuh dan menunjukkan indikator prudensial yang memadai.

Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Imansyah menjelaskan kinerja sektor perbankan di Jawa Barat pada Februari 2024 mengalami pertumbuhan positif secara yoy yang tercermin dari beberapa indikator antara lain Aset tumbuh 7,70%, Dana Pihak Ketiga tumbuh 5,97% dan Kredit tumbuh 8,76%. 

“Pertumbuhan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan per Februari 2024 di Jawa Barat mencapai Rp614,7 triliun yang ditopang oleh 63 entitas BU/BUS dan 252 BPR/BPRS. Nominal ini setara dengan porsi 8,67 persen dari total kredit nasional atau terbesar kedua setelah DKI Jakarta,” imbuhnya, dikutip Jumat (26/4/2024).

Sementara itu, tingkat NPL pun terjaga di level 3,28%. Angka ini kata dia tergambar membaik dibanding posisi bulan Februari 2023 yang tercatat sebesar 3,53%.

Bank Umum yang berkantor Pusat di Jawa Barat juga menurutnya mencatatkan kinerja pertumbuhan yang lebih baik dibanding rata-rata perbankan di Jawa Barat, antara lain tercermin Aset tumbuh 8,05%, Dana Pihak Ketiga tumbuh 6,74% dan Kredit tumbuh 8,88%. 

Kinerja tersebut didukung oleh dua Bank Umum, yaitu Bank BJB dan Krom Bank Indonesia, serta satu Bank Umum Syariah, yaitu Bank BJB Syariah.

Lalu, kinerja Kredit Bank Umum Konvensional di periode yang sama mencapai Rp532 triliun serta memiliki porsi sebesar 86,54% dibanding seluruh kredit di Jawa Barat dan tumbuh 8,48% (yoy). 

“Rasio NPL gross juga terjaga pada level 3,08%. Sementara pembiayaan Bank Umum Syariah mencapai Rp60,33 triliun serta memiliki porsi sebesar 9,81% dibanding seluruh kredit di Jawa Barat dan tumbuh 12,07% (yoy),” jelasnya.

NPF juga terjaga pada level 2,35%. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR & BPR Syariah mencapai Rp22,42 triliun serta memiliki porsi sebesar 3,65% dibanding seluruh kredit di Jawa Barat Jabar dan tumbuh 6,68% (yoy). NPL gross cenderung meningkat menjadi level 10,3%.

Ia menjelaskan, pada tiga bulan pertama di 2024, total penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional per Maret 2024 mencapai Rp 49,9 triliun, sedangkan KUR di Jawa Barat mencapai Rp5,3 triliun yang disalurkan kepada 93.836 pelaku usaha atau memiliki porsi 9,84% dibandingkan total penyaluran KUR Nasional. 

“Berdasarkan skema pembiayaan KUR, sektor mikro memiliki porsi paling besar yaitu mencapai Rp3,47 triliun atau 64,9 persen dibandingkan total penyaluran KUR di Jawa Barat,” ungkapnya.

Selain itu, OJK Jawa Barat juga mencatat kinerja keuangan non bank di Triwulan I 2024 ini. 

Pada piutang pembiayaan di Jawa Barat pada Januari 2024 mencapai Rp75,7 triliun atau tumbuh positif sebesar 10,4% yoy, meningkat tipis dibanding akhir tahun 2023 yaitu 10,3% yoy namun NPF masih terjaga di level 2,93%.   

Berdasarkan jenis penggunaan, piutang pembiayaan didominasi oleh pembiayaan multiguna sebesar 63,6% disusul dengan pembiayaan investasi sebesar 22,1% dan pembiayaan modal kerja 8,5%. 

“Kinerja Perusahaan Pembiayaan tersebut ditopang oleh 1.331 kantor perusahaan pembiayaan baik kantor cabang maupun kantor pemasaran,” jelasnya.

Pada Januari 2024 ini, OJK juga mencatat pembiayaan yang disalurkan oleh 101 perusahaan fintech peer to peer lending yang berizin kepada 4,71 juta debitur asal Jawa Barat senilai Rp16,55 triliun.

“Dari sisi tingkat wanprestasi di atas 90 hari sejak jatuh tempo yaitu sebesar 3,77%,” jeladnya.

Sementara itu kinerja sektor pasar modal hingga Maret 2024, total Single Investor Identification (SID) di Jabar mencapai 2,7 juta, atau tumbuh 15,6% dibanding periode tahun sebelumnya. 

“Jawa Barat menjadi Provinsi dengan jumlah SID terbanyak atau mencapai 22,1% secara Nasional. Hal ini menunjukkan antusiasme warga untuk mengakses produk keuangan Pasar Modal,” imbuhnya.

Selama dua bulan pertama tahun 2024, total transaksi saham dari Jawa Barat mencapai Rp36,6 triliun, terbesar ketiga setelah DKI Jakarta & Jawa Timur.

“Sementara jumlah investor pasar modal terkait kepemilikan Surat Berharga Negara di Jawa Barat mencapai 199.889 investor, terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Saat ini sudah ada 75 perusahaan dari Jawa Barat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dari sektor perbankan, telekomunikasi, properti dan industri makanan & minuman,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper