Bisnis.com, BANDUNG—Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menilai penolakan sejumlah pihak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atas dirinya karena melarang sekolah menggelar study tour terpatahkan di lapangan.
Dedi Mulyadi mengatakan sebelum dirinya mengikuti Harlah Pesantren Gus Miftah pada Selasa (5/8/2025) kemarin bertebaran spanduk di Yogya yang menolak kehadirannya. Namun saat ia berkunjung ke beberapa titik wisata dan tempat oleh-oleh di Yogya, hal itu tidak terbukti.
Antusiasme warga bertemu dengan dirinya tinggi, saat di Pesantren Gus Miftah yang berada di Sleman maupun di Yogya.
“Saya juga mampir ke Yogya untuk makan siang dan beli oleh-oleh berjubel juga warga dan kemudian mereka enggak ada problem apapun dengan saya mereka bahagia,” tuturnya.
KDM juga melihat pariwisata Yogyakarta baik-baik saja, bahkan bisa dibilang relatif sangat baik. Menurutnya tempat wisata masih penuh, dan wisatawan datang atas kemampuan sendiri.
“Baik ya kunjungannya tinggi dan kunjungannya adalah masyarakat biasa dari berbagai tempat. Saya ketemu orang Jawa Barat, orang Kalimantan, orang Sulawesi, orang Sumatra Barat, orang Aceh saya lihat dan mereka berdialog dengan saya sepanjang jalan saya belanja,” katanya.
Baca Juga
Menurutnya keputusan dirinya melarang study tour untuk melindungi masyarakat Jabar. Dia menilai ancaman demo para pekerja wisata atas kebijakan dirinya, jangan mencederai industri pariwisata.
“Tidak boleh wisata menjadikan anak sekolah menjadi objek yang digiring dan dibawa untuk berwisata.Tidak boleh dengan kamuflase studi tur, bertentangan dengan prinsip science yang tadi Pak Prabowo menyampaikan [di ITB],” paparnya.
KDM juga melihat ancaman PHK besar-besaran para pekerja wisata bisa dijawab oleh fasilitasi pemerintah lewat hal lain. Dia mencontohkan, bus pariwisata yang bisa digunakan untuk angkutan sekolah atau kawasan industri. “Bila perlu kerja sama dengan Pemprov, nanti bikin bus untuk sekolah, kan nggak ada soal,” katanya.
Pihaknya juga akan melakukan riset terkait dampak kebijakan pelarangan study tour pada terbebasnya warga dari jerat rentenir. “Berapa ratus ribu orang tua yang hari ini terbebaskan dari jeritan hutang rentenir. Itu harus dihitung sebagai angka menyelamatkan ekonomi rakyat Jawa Barat,” tegasnya.