Bisnis.com, CIREBON-- Chief Financial Officer (CFO) Bukalapak, Muhamad Fajrin Rasyid menyatakan bisnis start-up masih sulit berkembang di daerah, hal itu sebabkan belum adanya skema yang tepat di kalangan perbankan untuk memberikan pinjaman modal.
Kalangan perbankan juga masih memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap perusahaan start-up atau perusahaan yang baru dirintis maka dari itu kalangan perbankan lebih menyukai memberikan biaya permodalan kepada perusahaan lama.
“Steakholder perlu mengupayakan agar dunia perbankan bisa mendukung bisnis start-up,” kata Fajrin usai mengisi acara di Kantor Bank Indonesia Cirebon, Kamis (19/10/2017).
Fajrin mengungkapkan untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dunia perbankan maka diperlukan re-definisi dari perusahaan start-up agar ruang lingkup garapan usaha ini lebih menyakinkan.
“Perusahaan start-up bisa didefinisikan sebagai perusahaan yang mencoba mencari solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat,” ujarnya.
Fajrin menambahkan untuk pelaku bisnis start-up di kota-kota besar kesulitan permodalan lebih mudah di atasi karena kalangan perbankan memiliki skema khusus untuk mendorong bisnis start-up yang salah satunya menggunakan skema Venture Capital.
“Perbankan di daerah kebanyakan belum memiliki skema khusus untuk berpartisipasi dalam pembiayaan pengusaha start-up,” ujarnya. (k3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel