Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu/Reuters
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu/Reuters

Bisnis.com, YERUSALEM – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Selasa (03/10), mengatakan Israel akan menolak kesepakatan rekonsiliasi antara dua faksi utama Palestina jika kelompok Hamas tidak melucuti senjata. 

“Kami tidak siap menerima rekonsiliasi palsu Palestina yang mengorbankan keberadaan kita,” ujar Netanyahu. 

“Siapa pun yang ingin melakukan rekonsiliasi, pemahaman kami sudah jelas: akui Negara Israel, bubarkan kelompok militer Hamas, putuskan hubungan dengan Iran, yang menyerukan penghancuran kami,” imbuh Netanyahu seperti dikutip AFP. 

Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah mengawali kunjungan selama tiga hari ke Gaza pada Senin saat kedua faksi ingin mencapai kesepakatan rekonsiliasi yang berpeluang melahirkan pemerintah persatuan nasional. 

Otoritas Palestina yang diakui oleh masyarakat dunia telah menandatangani perjanjian damai dengan Israel, tetapi Hamas, yang menguasai Gaza dan sudah tiga kali berperang dengan rezim Zionis sejak 2008, belum melakukan hal yang sama. 

Hamas memiliki gerakan militer dan para pejabat senior menolak perlucutan senjata dalam kesepakatan rekonsiliasi.

Namun, Presiden Palestina Mahmud Abbas mengungkapkan dalam wawancara, Senin, bahwa hanya akan ada “satu negara, satu sistem, satu hukum dan satu senjata,” yang tampaknya merujuk kepada gerakan militer Hamas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper