Bisnis.com, BANDUNG - Makanan yang diolah dari kedelai ini semakin digemari di negara Kanada dan telah naik peringkat menjadi healthy food.
Kesadaran masyarakat Kanada akan pentingnya mengkonsumsi makanan sehat, alami, dan rendah kalori menjadi gaya hidup masyarakat di sana dan jangan heran bila semakin banyaknya produk-produk organik dan gluten free yang dipasarkan di supermarket groceries di Vancouver.
Hal itu menjadi peluang bagi Andrew, diaspora Indonesia lulusan Technology di British Columbia Institute of Technology yang membuat produk dan diberi nama TEMPEA. Dilansir dari website Kementerian Luar Negeri (http://kemlu.go.id/), Andrew mengungkapkan bahwa dia memiliki passion terhadap good food, hal itulah yang mendasari dirinya membuat TEMPEA.
Jeffry, adik Andrew mengatakan bahwa produksi tempe yang dihasilkan oleh Tempea secara perlahan tapi pasti telah mulai dikenal oleh masyarakat Vancouver, terutama di kalangan vegetarian dan pecinta healthy food.
Tak kurang dari 50 hingga 70 kg kedelai diolah menjadi tempe setiap minggunya untuk memenuhi pesanan konsumen, katanya saat ditemui konjen dan Fungsi Ekonomi KJRI Vancouver dalam Vancouver Speciality Food Expo 2017, 14 Januari 2017.
"Produksi kami memang belum masuk ke supermarket tapi kami memliki pelanggan tetap restaurant vegetarian dan setiap minggu membuka booth di farmers market" katanya menambahkan.
Vancouver Speciality Food Expo 2017 yang berlangsung dari 14-15 Januari 2017 menampilkan ratusan produk makanan dan minuman yang termasuk kategori gluten free, allergen free, dan diabetic/ketogenic/low FODMAP friendly needs.
Dengan tiket masuk CAD 12 atau setara Rp120.000, pameran tersebut ramai didatangi pengunjung dari berbagai kelompok usia. Tempe sebagai satu-satunya produk makanan Indonesia dalam pameran tersebut harus bersaing dengan produk lokal lainnya, namun dengan kegigihan Andrew bersaudara tempe akan semakin dikenal oleh masyarakat Kanada dan naik peringkat menjadi healthy food yang semakin digemari.