Bisnis.com, ISTANBUL - Korban tewas akibat dua bom yang meledak di luar stadion sepakbola di Istanbul, Turki, pada Sabtu malam waktu setempat meningkat menjadi 38 orang dan melukai 166 lainnya, ungkap Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu pada Senin.
Sebanyak 30 polisi, tujuh warga sipil dan seorang tak dikenal telah tewas dalam ledakan tersebut, kata Soylu, seperti dilansir AFP.
Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan ledakan pertama, yang terjadi dua jam setelah pertandingan antara Besiktas dan Bursaspor berakhir, terjadi di titik kumpul petugas polisi anti huru-hara.
Ledakan kedua terjadi ketika polisi sedang mengepung pelaku bom bunuh diri di dekat taman Macka.
Sementara itu, korban tewas akibat serangan bom di sebuah gereja Koptik di ibu kota Mesir, Kairo, bertambah menjadi 25 orang, kebanyakan pemeluk Nasrani, pada Minggu (11/12), sementara tim polisi dan jaksa menyelidiki kejadian itu.
Pada Minggu pagi bom meledak di dalam Gereja Koptik al-Botrossiya di kawasan Abassiya, Kairo, yang sedang dipenuhi jemaat yang menghadiri misa Minggu, menewaskan 25 orang dan melukai 49 orang, 10 di antaranya dalam keadaan kritis menurut Kementerian Kesehatan.
Sumber-sumber kantor berita Mesir, MENA, mengatakan bahwa menurut pemeriksaan awal ledakan disebabkan oleh bom TNT 12 kilogram berdaya ledak sangat tinggi.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun demikian jari menunjuk ke kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, Ansar Bayt al-Maqdis (ABM), yang beroperasi di Provinsi Sinai Utara.
Serangan itu terjadi sehari setelah pengadilan Mesir mengonfirmasi hukuman mati tahun lalu terhadap pemimpin terkemuka ABM Adel Habara terkait pembunuhan puluhan polisi di Sinai Utara.
Pasukan keamanan, tim medis, petugas pemadam kebakaran memperketat penjagaan di lingkungan gereja dan sekitarnya, dekat dengan Kompleks Katedral Saint Mark yang mencakup sejumlah gereja dan kediaman pemimpin Gereja Ortodok Mesir, Paus Koptik Tawadros II.
Kementerian Dalam Negeri dalam siaran pers menyatakan bahwa pasukan keamanan bergegas ke lokasi kejadian dan mencari para penyerang dan kemungkinan adanya peledak lain.
Sementara Kejaksaan Penuntut Umum Mesir memerintahkan pemeriksaan CCTV yang dipasang di dalam dan luar gereja gereja untuk mencari lebih banyak bukti.
Satu tim investigasi mendatangi rumah sakit untuk mewawancarai korban yang terluka, sementara yang lain menyelidiki lokasi ledakan dan menyiapkan laporan teknis menurut pernyataan kejaksaan.
Segera setelah ledakan, puluhan warga sipil berkerumun di gereja untuk menunjukkan solidaritas kepada korban dan keluarga mereka.
Para pengunjuk rasa mendesak polisi bertindak cepat membawa pelaku kejahatan ke pengadilan.
Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail, menteri dalam negeri dan jaksa agung mengunjungi gereja untuk melihat dari dekat penyelidikan yang sedang berlangsung.
"Seluruh warga Mesir, Muslim dan Kristen, bersatu melawan terorisme hitam," kata Ismail sebagaimana dikutip kantor berita MENA.
Penasihan Presiden Urusan Agama Usama al-Azhari mengecam pengeboman itu, menyebut serangan sebagai "tikaman di jantung seluruh warga Mesir."
Al-Azhar, lembaga Islam Sunni top Mesir, juga mengecam serangan teror itu dan menyampaikan belasungkawa kepada Paus Tawadros II dan Pemimpin Saint Mark Diocese, serta duka untuk para keluarga korban dan seluruh warga Mesir.
"Menyasar tempat-tempat ibadah dan menewaskan orang tidak berdosa adalah tindak kriminal yang bertentangan dengan ajaran Islam dan seluruh agama yang menyeru perlindungan bagi tempat ibadah," kata al-Azhar dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Xinhua.