Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sandria Sarim: Karakter Kunci Utama Menggapai Tujuan Hidup

Bisnis.com, BANDUNG--Persiapan untuk menghadapi masyarakat ekonomi Asean (MEA) gencar dilakukan semua kalangan,tak terkecuali bagi perguruan tinggi. Memasuki era pasar bebas Asean perguruan tinggi dituntut untuk mencetak lulusan yang berkualitas dan siap bersaing, khususnya dengan tenaga kerja asing.
Sandria Sarim (Selly Astari)
Sandria Sarim (Selly Astari)

Bisnis.com, BANDUNG--Persiapan untuk menghadapi masyarakat ekonomi Asean (MEA) gencar dilakukan semua kalangan,tak terkecuali bagi perguruan tinggi. Memasuki era pasar bebas Asean perguruan tinggi dituntut untuk mencetak lulusan yang berkualitas dan siap bersaing, khususnya dengan tenaga kerja asing.

Melihat pentingnya daya saing lulusan perguruan tinggi di Indonesia, sosok yang satu ini merasa terpanggil untuk mengabdikan dirinya secara penuh di dunia pendidikan dari semula sebagai seorang engineer.

Sandria Sarim, Pembantu Rektor di Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) menilai pada umumnya para lulusan perguruan tinggi di Indonesia mengalami kendala yang hampir sama pada setiap individunya. Pandangan yang terlalu tinggi terhadap lulusan luar negeri menumbuhkan rasa ketidakpercayaan diri atau minder.

Selain itu, kendala bahasa yang berbeda, membuatnya semakin tertekan dan akhirnya menutup diri dari pengaruh luar. Sandria menegaskan masalah umum yang dihadapi lulusan perguruan tinggi di Indonesia adalah karakter dan bahasa.

Merasa terpanggil untuk berperan dalam pendidikan, Sandria meninggalkan pekerjaannya sebagai insinyur mesin di PT Dirgantara Indonesia pada 1999 dan langsung menjadi Pembantu Rektor di Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco, dan menjadi Rektor di lembaga yang sama pada 2002. Lalu sejak 2004 hingga sekarang dia mengabdi untuk ITHB.

Menurutnya, dari sisi ilmu pengetahuan, level pendidikan Indonesia tidak kalah dari pendidikan luar negeri. Faktor yang perlu ditingkatkan adalah karakter diri mahasiswa untuk menghadapi persaingan global.

Penanaman karakter pada mahasiswa menjadi langkah awal yang diambil Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) yang mulai diterapkan sejak mahasiswa memasuki lingkungan kampus. Sebagai tahap awal pembentukan karakter mahasiswa baru dibina langsung melalui program outbound dan penanaman budaya ITHB selama tiga hari oleh rektor dan dosen, sebagai masa orientasi kuliah.

“Kami sangat menghindari ospek yang mengandung perploncoan, senioritas, dan lainnya, karena itu tidak bermanfaat bagi karakter mahasiswa. Justru sebagai gantinya, kami ajak mahasiswa untuk membuat business plan, sehingga mereka bisa menyiapkan diri setelah lulus nanti mereka mampu berbuat,”jelas Sandria saat ditemui Bisnis di kantornya, (31/8/2015).

Menurutnya, lulusan yang berkualitas bukanlah lulusan yang memiliki IPK tinggi. Tetapi, lulusan yang memiliki karakter yang baik, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang sehat di perusahaan yang menerimanya bekerja atau di perusahaan yang akan dikembangkannya sendiri.

Karakter tersebut merupakan kunci yang coba ditanamkan ITHB yang memiliki tiga fokus. Pertama, karakter pada diri individu adalah rasa tanggung jawab, selalu berpikiran positif, percaya diri, berpikir terbuka. Kedua, terhadap karirnya adalah berorientasi pada tujuan dan hasil, efisien, pekerja keras, tangguh, aktif, dan dapat diandalkan. Ketiga, terhadap orang lain, karena individu harus memiliki karakter yang kuat, kemampuan interpersonal, rendah hati, sopan, peduli, dan berpengaruh.

Namun, Sandria tidak menyangkal sering kali individu yang sudah berada di jabatan yang tinggi akan lupa dengan lingkungan sekitar, bahkan tujuan hidupnya sendiri.

Oleh karena itu, karakter paling penting harus dimiliki individu adalah memahami tujuan hidup yang menjadi fokus utama dari pembentukan karakter di ITHB. “Bukan hanya setelah lulus ingin menjadi apa, tetapi lebih jauh dari itu, dia hidup di dunia untuk apa, jadi lebih berhubungan dengan religius. Menurut saya, ini benteng yang sangat kuat untuk masa depannya,” ujarnya.

Sandria yang juga merangkap sebagai Direktur Pusat Pengembangan Karier di ITHB menekankan pentingnya karakter sebagai modal utama yang akan menghasilkan seorang pemimpin. Pemimpin yang dimaksud bukan sebatas menjadi seseorang dengan jabatan tinggi, tetapi menjadi orang yang membuat sebuah terobosan yang sangat berarti untuk perusahaan.

“Jadi bukan hanya pandai mencari uang saat bekerja, tetapi mencari kepuasan diri, dan ketika keluar dari perusahaan pun meninggalkan kesan positif. Kita juga tidak menyarankan lulusan menjadi kutu loncat, mereka harus membuat sebuah terobosan dulu dan kalau perlu mendidik junior yang akan menggantikan posisinya.”

Untuk mengimplementasikan berbagai karakter itu, perguruan tinggi yang berdiri pada 2002 tersebut melakukan seleksi yang sangat ketat mulai dari tenaga pengajarnya, hingga karyawan pendukungnya. Seluruh tenaga pengajarnya minimal sudah meraih gelar master, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dari total tujuh jurusan yang dimiliki ITHB, ada sekitar 50 orang dosen tetap. Dosen yang diterima diutamakan berasal dari lulusan luar negeri.

“Karena para dosen itu yang mengetahui situasi dan kondisi pendidikan di luar negeri, baik sebagai pengajar maupun mahasiswanya, dari pengalaman itu mahasiswa bisa mendapat gambaran bagaimana proses pendidikan dilakukan selain di Indonesia,” ungkapnya.

Sedangkan, dosen lulusan dalam negeri diakuinya lebih selektif. Pemilihannya didasarkan pada kompetensi dan kebutuhan dosen dari jurusan tertentu di ITHB dan yang terpenting adalah kemampuan mengajar. “Tidak semua lulusan S2 dan S3 bisa mengajar. Jadi, tidak hanya punya ilmu, tetapi juga harus punya panggilan hati untuk mengajar,” ujarnya.

PANGGILAN HATI
Panggilan hati itu pula yang membuatnya kini terus menekuni dunia pendidikan, meskipun secara finansial tidak begitu menjanjikan. Akan tetapi, dia mengaku memiliki kepuasan batin atas pilihannya tersebut.

Berbagai terobosan terus dilakukannya selama menjadi dosen di ITHB. Dirinya mengaku pernah membuat perubahan pada program semester akhir jurusan desain komunikasi visual (DKV). Tugas akhir atau skripsi yang umumnya dibuat setelah job training, di ITHB diterapkan terbalik. Tindakan ini dilatarbelakangi oleh sebuah kasus mahasiswa yang tidak kembali ke kampus untuk menyelesaikan kuliahnya setelah mendapat jabatan tinggi di tempatnya melakukan job training.

“Kami sampai terpaksa mengirimkan surat ke perusahaan itu, meminta mahasiswa kami kembali untuk menyelesaikan dulu kuliahnya, baru nanti bekerja lagi di perusahaan itu,” jelasnya. Sandria menyatakan, kasus serupa sering terjadi pada beberapa mahasiswa ITHB, sehingga akhirnya diputuskan untuk mengubah program tugas akhir.

Dari 1.500 lulusan ITHB, hingga saat ini hampir 50% mahasiswanya telah diterima bekerja di berbagai perusahaan sebelum wisuda. “Kami wisuda September, rata-rata Januari sudah banyak yang diterima kerja,” katanya.

Lulusan ITHB diakui Sandria banyak dicari berbagai perusahaan, terutama karena karakter yang terbentuk pada setiap individunya sangat mendukung bagi pengembangan budaya perusahaan.

Bahkan, pihaknya mengaku belum bisa memenuhi banyaknya permintaan tenaga kerja dari berbagai perusahaan, karena jumlah lulusan ITHB masih sedikit. “Banyak owner yang datang, tapi saya cuma bisa minta maaf, karena lulusan kami masih sedikit. Kenapa sedikit, karena yang masuk juga sedikit,” ungkapnya.

ENTREPRENEURSHIP
Visi ITHB bertujuan untuk membentuk lulusannya ke level global ditunjukkan melalui penetapan pendidikan entrepreneurship sebagai hal yang wajib untuk setiap jurusan.

Pendidikan kewirausahaan tersebut dinilai memiliki dosis yang cukup tinggi, sehingga dilaksanakan di luar jam kuliah dengan nol SKS dan dilakukan mulai dari semester satu sampai semester delapan melalui Career Resource Center.

Program entrepreneurship terbagi menjadi beberapa bagian, yakni general computer skills, communication skills, spesific computer skills, motivation management/achivement motivation training, leadership, dan secara khusus tentang entrepreneurship.

Berbagai program tersebut wajib diikuti oleh mahasiswa ITHB sepanjang perkulihannya. Pasalnya, program ini akan mengembangkan aspek mental mahasiswa. Selain mempengaruhi, hasilnya juga akan menjadi penentu keberhasilan alumni ITHB di dunia karir dan bisnis dalam jangka panjang. “Tujuannya satu, agar tidak dikatakan abal-abal,” tegasnya.

Bagi Sandria, mampu meluluskan mahasiswa yang sukses berkarier atau mencetak mahasiswa entrepreneur merupakan kebanggaan tersendiri. Baginya, mampu meluluskan mahasiswa yang sukses berkarir maupun menjadi pengusaha dengan modal karakter yang kuat adalah bagian dari cita-citanya menjadi abdi bagi dunia pendidikan.

WAKTU LUANG
Sandria mengaku sangat hobi berolahraga, khususnya bermain bulu tangkis yang dirasakannya cukup membantu meningkatkan kebugaran tubuh. “Tetapi sekarang sudah tidak rutin, paling hanya olahraga ringan di pagi hari agar tubuh bisa tetap fit,” katanya.

Meskipun usianya tidak lagi muda, Sandria masih terlihat cukup segar bugar bahkan tidak memiliki banyak pantangan dalam urusan makan dan minum. Baginya semua makanan sama saja selama menyehatkan bagi tubuh akan dilahapnya tanpa harus pilih-pilih.

Bapak dari tiga orang anak ini mengaku saat ini dirinya hanya fokus pada aktivitas mengajar dan menghabiskan banyak waktu bersama mahasiswa dalam berbagai kegiatan. “Saya bersyukur memiliki banyak mahasiswa yang berprestasi dan penuh semangat di usia muda. Dengan begitu, saya juga mendapatkan suntikan semangat dari mereka sehingga masih terasa tetap muda,” ujar Sandria.

Sandria dikenal sebagai sosok yang relijius. Baginya, kehidupan ini mengalir dan semua sudah ada yang mengaturnya bahwa setiap langkah yang dijalaninya saat ini merupakan jalan terbaik yang dipilihkan oleh yang maha kuasa.

Filosofi hidup seperti itulah yang dipegangnya sejak dulu yang membuat dirinya tidak pernah ‘ngeyel’ terhadap apa yang sudah dicapainya saat ini, sambil terus berusaha meraih yang terbaik.

“Yang terpenting adalah bagaimana segala pemberian yang kita terima ini, bisa bermanfaat bagi orang banyak. Yang bisa saya lakukan adalah dengan menjadi pengajar sekaligus pendidik agar bisa menularkan ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang saya miliki.”

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

CURRICULUM VITAE


Nama : Sandria Sarim
Lahir : Pangkal Pinang, 29 Juni 1955

Pendidikan:
- Sarjana Strata I, Teknik Industri, ITB
- Sarjana Strata 2, Administrasi Bisnis, ITB

Karier
2005 - sekarang: Vice Rector III for Student Affair & Director of Career Resources Center of Harapan Bangsa Institut of Technology
2002 -2004 : Rektor di Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco
1999 - 2002 : Vice Rector I for Academic Affair of Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco
1996 - 1999 : Deputy Program Planning & Budgeting, Industrial Engineering Division, Indonesian Aircraft industry, Bandung
1993 - 1996 : Head of Departement Program Planning & Scheduling for Aircraft, Industrial Engineering, Division, lndonesia Air craft lndustry, Bandung
1989 - | 991 : Head of Bidang Planning & Scheduling for Helicopter, Industrial Enginecring Division, Indonesian Aircraft Industry, Bandung
1984 - 1985 : Head of Biro Method Engineering and Time Study, Industrial Engineering Division, Indonesian Aircraft lndustry, Bandung

Pelatihan
- 1991: MRP II ( Manufacturing Resources Planning ) Bell Helicopter, Textron, Arlington Texas USA,
- 1985: Shop Floor Feedback Control System, CASA Aeronasticas Madrid, Spanyol.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper