Bisnis.com, BANDUNG — Rencana Pemerintah Kabupaten Majalengka menarik dana investasi yang akan ditanam di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka diragukan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Dedi mengatakan harusnya jika sudah direncanakan untuk menanamkan modal di bandara tersebut Pemkab Majalengka jalan terus. Namun ia juga meragukan kemampuan fiskal Majalengka terkait ada tidaknya uang sebesar Rp150 miliar.
“Ya, tidak apa-apa investasi saja. Tapi saya agak ragu Pemkab punya Rp.150 miliar untuk investasi di situ,” ujarnya, Rabu (2/7/2025).
Menurutnya, Pemprov Jabar berencana untuk menggelontorkan anggaran untuk membangun asrama haji di dalam bandara. Ini sesuai rencana pihaknya agar bandara tersebut fokus sebagai bandara untuk haji dan umrah.
“Saya targetkan di awal Agustus MoU dengan Kemenag dan Badan Pengelola Haji dan Umrah sudah dilakukan, itu dulu yang pertama. Sudah ada kepastian dulu, tetapi kalau sudah bertemu dengan para Menteri, sudah dipastikan bahwa itu dilaksanakan,” tuturnya.
Dia menilai fokus Kertajati untuk haji dan umroh harus melalui pertimbangan untuk keperluan investasi lanjutan, mengingat saat ini di Indramayu sudah ada asrama haji yang tinggal dilihat efektifitasnya. Dua pertimbangan tersebut membutuhkan biaya yang tinggi.
Baca Juga
“Kalau dibangun di area bandara itu maka dibutuhkan Rp300 miliar untuk membangun asrama atau pondok haji. Kedua, masih ada runway yang harus kita perkuat dan itu nilainya Rp60 miliar,” katanya.
Sebelum melangkah ke sana, ia ingin menjajaki langkah kecil bersama Susi Air untuk membuka lima rute domestik dari Kertajati.
“Susi Air di Kertajati ngaspal, terbang lagi di Kertajati dan dengan lima rute. Jadi, saya ingin mencoba keduanya, sebelum membangun yang besar kita mulai dulu yang kecil,” terangnya.