Bisnis.com, CIREBON- Suara penolakan terhadap aktivitas penambangan di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terus menguat setelah terjadinya bencana longsor yang menelan sejumlah korban jiwa.
Sejumlah kalangan, termasuk pejabat daerah dan masyarakat sekitar, menyerukan agar operasi tambang batu andesit ini dihentikan secara permanen demi menjaga keselamatan warga dan menghindari tragedi serupa di masa mendatang.
Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia, menegaskan tidak ada alasan lagi untuk melanjutkan aktivitas tambang yang sudah berulang kali menimbulkan kecelakaan fatal.
“Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama, bukan keuntungan ekonomi semata. Pemerintah provinsi harus segera bertindak dengan menutup tambang ini secara permanen,” kata Sophi, Jumat (30/5/2025).
Meski perusahaan tambang memiliki izin operasional yang masih berlaku hingga November 2025, kepolisian setempat kini tengah melakukan penyelidikan mendalam terkait kemungkinan kelalaian dalam penerapan prosedur keselamatan kerja.
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, menyebutkan, pemilik tambang telah dipanggil untuk memberikan keterangan, dan proses hukum sedang berjalan.
Baca Juga
Aktivitas penambangan di Gunung Kuda bukan hal baru dalam daftar daerah rawan bencana. Pada Februari lalu, longsor serupa sempat terjadi, meski tidak sampai memakan korban jiwa.
Namun peringatan dari para ahli terkait risiko penambangan di kawasan ini kerap diabaikan oleh pengelola.
Penambangan batu andesit memang menjadi sumber pendapatan bagi ratusan warga sekitar, tetapi nyawa manusia dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan harus menjadi perhatian utama.
Desakan untuk dilakukan audit menyeluruh terhadap standar keselamatan tambang pun semakin kuat. "Izin resmi tidak menjamin keamanan di lapangan. Bila ditemukan pelanggaran serius, izinnya harus dicabut tanpa kompromi," kata Sophi.
Jumlah korban jiwa dalam peristiwa longsor tambang batu di kawasan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, kembali bertambah.
Hingga Jumat sore (30/5/2025), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan sebanyak 10 orang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara proses evakuasi dan pencarian masih terus berlangsung di lokasi kejadian.
Tragedi ini terjadi pada Jumat pagi sekira pukul 10.00 WIB saat aktivitas tambang Galian C sedang berlangsung. Material tanah dan bebatuan tiba-tiba meluncur dari lereng, menghantam para pekerja serta sejumlah alat berat dan kendaraan truk yang sedang beroperasi di area tambang.
"Tim SAR gabungan masih bekerja keras untuk mengevakuasi korban yang kemungkinan masih tertimbun," kata salah satu petugas SAR di lapangan.
Hingga kini, 9 orang lainnya mengalami luka-luka, beberap di antaranya dilaporkan dalam kondisi serius dan tengah menjalani perawatan di fasilitas kesehatan terdekat. Dari sepuluh korban tewas, tujuh telah berhasil diidentifikasi.
Suasana di lokasi kejadian dipenuhi ketegangan dan duka. Pihak keluarga korban terlihat berdatangan ke posko pencarian untuk mencari informasi terkait nasib kerabat mereka. Sementara itu, aparat kepolisian dan TNI turut membantu pengamanan dan kelancaran proses evakuasi.