Bisnis.com, GARUT - Warga Kabupaten Garut masih masih memadati kawasan Lapangan Otto Iskandardinata (Otista) pada Jumat (18/7/2025) malam pascatewasnya tiga orang dalam pesta rakyat dalam rangka pernikahan anak Gubernur Jawa Barat.
Pantauan langsung di lokasi sekitar pukul 19.00 WIB menunjukkan suasana yang masih ramai. Warga berdiri berkerumun di sisi barikade, beberapa tampak merekam kondisi panggung yang tengah dibongkar dengan kamera ponsel mereka.
Sementara di sisi lain, petugas teknis dan panitia terus bekerja menurunkan perangkat tata suara dan pencahayaan dari struktur panggung raksasa.
Lapangan Otista, yang kemarin menjadi pusat euforia dan kemeriahan, kini menyisakan jejak duka. Tiga warga dilaporkan tewas akibat insiden yang terjadi saat pesta rakyat , diduga karena desak-desakan saat ribuan pengunjung memadati area tanpa pengendalian memadai.
Beberapa petugas keamanan dari Satpol PP dan kepolisian masih berjaga di sejumlah titik, mengatur lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan yang melintasi kawasan Alun-alun Garut. Mobil ambulans dan kendaraan logistik acara juga masih terlihat keluar-masuk area panggung.
“Orang-orang masih penasaran, mungkin juga belum percaya tragedi bisa terjadi di acara sebesar ini,” ujar salah satu warga, Euis (43), yang datang bersama anaknya.
Baca Juga
Tiga orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam insiden kericuhan saat pesta rakyat pernikahan anak Gubernur Jawa Barat dan Wakil Bupati Garut yang digelar di kawasan Alun-alun Otista, Garut Kota, Jumat (18/7/2025).
Peristiwa terjadi akibat lonjakan massa yang tidak terkendali setelah salat Jumat, ketika warga mulai memadati lokasi pembagian makanan gratis.
Berdasarkan informasi, acara pesta rakyat yang diselenggarakan untuk merayakan pernikahan Maula Akbar Mulyadi, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dan Luthfianisa Putri Karlina, putri Wakil Bupati Garut, awalnya berjalan meriah.
Namun, kerumunan warga membludak dan antrean panjang yang tak terorganisir berubah menjadi desakan massal, hingga menyebabkan korban jiwa.
Menurut keterangan sejumlah saksi, sejak pagi area Alun-alun Otista sudah dipadati ribuan warga yang datang dari berbagai wilayah. Mereka tertarik menghadiri pesta rakyat yang menjanjikan pembagian makanan gratis, panggung hiburan, dan acara terbuka lainnya.
“Setelah salat Jumat, makin banyak orang. Banyak orang tua dan anak-anak ikut antre. Tapi tidak ada pengaturan jalur masuk, semua langsung saling dorong ketika pintu dibuka,” kata salah seorang warga.
Desakan yang terjadi di area pembagian konsumsi dan panggung hiburan menyebabkan beberapa warga jatuh dan terinjak-injak.
Kepolisian dan pihak medis mengonfirmasi tiga korban jiwa dalam kejadian tersebut. Korban pertama adalah Vania Aprilia, anak perempuan berusia 8 tahun asal Kelurahan Sukamentri, Garut Kota.
Kedua adalah Dewi Jubaedah, seorang perempuan lanjut usia berumur 61 tahun. Korban ketiga merupakan anggota Polri, Bripka Cecep Saeful Bahri, berusia 39 tahun.
Pesta rakyat tersebut merupakan bagian dari perayaan pernikahan antara Maula Akbar Mulyadi Putra, putra sulung Gubernur Jawa Barat, dengan Luthfianisa Putri Karlina yang menjabat Wakil Bupati Garut. Acara terbuka ini dilengkapi dengan panggung hiburan yang disebut terbuka untuk masyarakat umum.
Hingga Jumat sore, pihak penyelenggara belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Belum ada pula penjelasan dari Pemerintah Kabupaten Garut maupun dari pihak keluarga pejabat terkait.
Sementara itu, RSUD dr Slamet Garut masih menangani sejumlah korban yang mengalami sesak napas dan trauma ringan akibat insiden di lokasi acara. Tim medis menyebut ada lebih dari 20 warga yang sempat dirawat sementara, sebagian di antaranya telah diperbolehkan pulang.
Belum diketahui secara pasti jumlah pengunjung yang hadir, namun berdasarkan pantauan warga dan pedagang sekitar, kerumunan mencapai ribuan orang. Banyak di antaranya membawa anak-anak dan lansia.
Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan pendataan korban dan mengamankan area sekitar lapangan.