Bisnis.com, CIREBON - Pembangunan infrastruktur strategis seperti jalan tol dan Pelabuhan Patimban telah menunjukkan tren positif dalam menarik investasi. Namun, upaya untuk memaksimalkan daya serap investasi masih memerlukan penguatan lebih lanjut.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon Jajang Hermawan menuturkan pemerintah daerah memegang peran krusial dalam meningkatkan daya tarik minat investor, baik domestik maupun asing.
“Infrastruktur strategis seperti jalan tol dan Pelabuhan Patimban memang telah menjadi magnet bagi investasi. Namun, untuk memastikan daya serap investasi yang optimal, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta,” kata Jajang, Senin (10/2/2025).
Jajang menekankan pemerintah daerah khususnya di kawasan Ciayumajakuning harus lebih proaktif dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hal ini mencakup penyederhanaan perizinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta penyediaan insentif yang menarik bagi investor.
Ia mencontohkan, pembangunan jalan tol Trans-Jawa telah membuka akses yang lebih luas bagi pergerakan barang dan jasa. Namun, jika pemerintah daerah tidak memanfaatkan peluang ini dengan baik, misalnya dengan tidak menyediakan kawasan industri yang memadai, maka potensi ekonomi dari jalan tol tersebut tidak akan teroptimalkan.
“Pelabuhan Patimban juga memiliki potensi besar untuk menjadi hub logistik di kawasan Asia Tenggara. Namun, hal ini harus didukung dengan kebijakan daerah yang mendukung, seperti penyediaan kawasan industri dan fasilitas pendukung lainnya,” tambah Jajang.
Baca Juga
Bank Indonesia, kata Jajang, terus mendorong penyelenggaraan investment summit sebagai ajang promosi untuk menarik minat investor asing dan domestik.
Investment summit juga menjadi kesempatan bagi pemerintah daerah untuk mempromosikan potensi ekonomi dan keunggulan kompetitif yang dimiliki.
“Ini adalah momentum bagi daerah untuk menunjukkan bahwa mereka siap dan serius dalam menarik investasi,” kata Jajang.
Namun, BI mengingatkan, promosi saja tidak cukup. Pemerintah daerah harus mampu menindaklanjuti dengan kebijakan yang konkret dan implementasi yang konsisten.
Meskipun optimistis dengan potensi investasi di Indonesia, Jajang mengakui masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah ketidakpastian regulasi yang seringkali menjadi kendala bagi investor.
Selain itu, pentingnya peningkatan kualitas SDM. “Investor tidak hanya membutuhkan infrastruktur fisik, tetapi juga SDM yang kompeten. Pemerintah daerah harus fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi,” ujarnya.
Namun, untuk memastikan daya serap investasi yang optimal, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta. Pemerintah daerah, khususnya, harus lebih proaktif dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.
“Kami optimis bahwa dengan sinergi yang baik, Indonesia dapat menjadi destinasi investasi yang menarik bagi investor domestik maupun asing. Namun, ini membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak,” pungkas Jajang.