Bisnis.com, CIREBON - Harga daging ayam di pasar tradisional Kabupaten Cirebon mengalami kenaikan signifikan pada Senin (21/10/2024). Kondisi tersebut dikhawatirkan menambah beban masyarakat terutama para konsumen dan pedagang kecil.
Di beberapa pasar tradisional seperti Pasar Sumber dan Pasar Pasalaran, harga daging ayam per kilogram melonjak dari Rp29.000 menjadi Rp34.500 dalam kurun waktu seminggu terakhir. Angka tersebut pun tertinggi sepanjang sejarah.
Kenaikan ini membuat sejumlah konsumen dan pedagang ayam merasakan dampaknya secara langsung. Menurut informasi dari beberapa pedagang di Pasar Sumber, kenaikan harga ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan ayam dari peternak.
Burhan, salah satu pedagang daging ayam di pasar tersebut, menyebutkan bahwa pasokan ayam dari peternak lokal dan luar kota menurun drastis sejak awal bulan Oktober.
“Pasokan ayam ke pasar memang sedikit berkurang satu minggu terakhir. Tetapi, permintaan dari konsumen semakin naik. Kalau seperti ini, biasanya harga suka naik," kata Burhan, Senin (21/10/2024).
Burhan menyebutkan, berdasarkan keterangan dari distributor, cuaca yang kurang bersahabat juga mempengaruhi produksi ayam. Kondisi tersebut membuat penyakit menyerang hewah sehingga mengurangi jumlah ayam siap potong.
Baca Juga
Kenaikan harga ini tentunya membuat para pedagang daging ayam di pasar tradisional terjepit. Di satu sisi, mereka harus membeli ayam dengan harga yang lebih tinggi dari distributor atau peternak, tetapi di sisi lain, mereka harus menyesuaikan harga jual agar tetap terjangkau bagi konsumen.
“Banyak pembeli yang mengeluh soal harga ayam sekarang. Jadi, mau tidak mau, kami harus pintar-pintar mengatur harga jual," kata Burhan.
Para konsumen yang biasa membeli ayam untuk kebutuhan harian juga merasakan beban dari kenaikan harga ini.
Beberapa pedagang berharap agar kenaikan harga ini bersifat sementara dan tidak terus berlanjut hingga akhir tahun. Mereka khawatir jika harga terus meroket, daya beli masyarakat akan semakin turun, dan omset pedagang pun menurun drastis.
“Kami berharap harga bisa segera stabil lagi. Kalau terus naik seperti ini, kami yang jadi korban, karena masyarakat juga enggan membeli kalau harganya terlalu mahal," kata Burhan.