Bisnis.com, BANDUNG — Calon Gubernur Jawa Barat Jeje Wiradinata menilai permasalahan sektor pertanian di Jawa Barat salah satu yang paling dirasakan petani adalah soal ketersediaan pupuk bersubsidi.
Hal itu disampaikan saat safari politik di Dusun Bojong, Desa Putrapinggan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
Saat berkunjung di desa tersebut Jeje banyak menerima masukan dari warga setempat. Terutama mereka yang menjadi petani.
"Ya tadi saya menerima masukan dari para petani ingin dipermudah akses membli pupuk subsidi," kata Jeje dalam keterangan resminya yang dikutip Bisnis, Minggu (13/10/2024).
Ia mengatakan, masih banyak petani yang meminta agar pupuk subsidi itu bisa dipermudah dan harganya terjangkau.
"Saya malah baru tahu masih ada petani yang susah dapat pupuk," ucapnya.
Baca Juga
Ia menjanjikan jika terpilih menjadi Gubernur Jabar akan memprioritaskan kesejahteraan petani dan mempermudah akses untuk mendapatkan pupuk.
Cagub nomor urut dua itupun menceritakan terpilihnya sebagai kandidat Cagub Jabar dari PDI Perjuangan merupakan hasil jejak politik selama menjabat dua periode Bupati Pangandaran.
Ia pun membeberkan berbagai capaian selama menjabat sebagai bupati, mulai dari Infrastruktur, Kesehatan dan Pendidikan.
Dia menyebutkan, jalan mantap di Pangandaran sudah 97%, puskesmas mendapatkan predikat UHC, kesehatan gratis, RSUD Pandega predikat UHC dan infrastruktur pembangunan pariwisata.
Prestasi dua periode bupati menjadi modal untuk menjual sebagai Cagub Jabar. "Kebangetan kalau orang Pangandaran gak pilih saya," katanya sedikit bercanda.
Jeje mengatakan tidak hanya nasib petani di Pangandaran yang akan diprioritaskan untuk mendapatkan pupuk subsidi.
"Tentu konsep Jabar untuk semua inilah yang akan mewujudkan cita-cita pembangunan yang merata dari berbagai bidang," ucapnya.
Selain pupuk, warga di Desa Putrapinggan meminta pembangunan jembatan penghubung Desa Putrapinggan ke Desa Sukahurip.
“Tadi saya juga diminta mewujudkan pembangunan jembatan penghubung dua desa. Karena jalan tersebut harus dilewati warga dengan melintasi sungai sehingga khawatir kami jika hujan bisa membahayakan,” ucapnya.
Ia mengatakan setelah diukur jembatan penghubung desa itu terdapat sungai Bojong diperkirakan memiliki lebar 10 meter dan tinggi air sekitar 30 hingga 50 sentimeter.
Kerapkali warga di Dusun Bojong harus bersabar menunggu saat air rob surut karena ketinggian Sungai Bojong bisa mencapai 2 meter. Jalan tersebut juga dilewati warga Desa Tunggilis, Ciparakan, dan Sukahurip.
“Tadi saya hitung jika harus membangun jembatan itu harus memakan biaya sekitar Rp7 miliar,” ucapnya.