Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo Expo & UMKM Fair 2025 Buka Akses UMKM ke Rantai Pasok dan Pasar Ekspor

Berdasarkan survei Apindo, hanya 7% UMKM Indonesia yang terhubung dengan rantai pasok domestik, sementara hanya 4,1% yang dapat mengakses global value chain.
(Kiri ke kanan) Ketua DPP Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik, Ketua Bidang UMKM dan Koperasi Apindo Ronald Walla, Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani, Wakil Ketua Umum Apindo Franky Sibarani, dan Wakil Ketua Umum Apindo Eddy Hussy saat membuka event Expo & UMKM Fair 2025 di Kota Bandung./Bisnis-Rachman
(Kiri ke kanan) Ketua DPP Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik, Ketua Bidang UMKM dan Koperasi Apindo Ronald Walla, Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani, Wakil Ketua Umum Apindo Franky Sibarani, dan Wakil Ketua Umum Apindo Eddy Hussy saat membuka event Expo & UMKM Fair 2025 di Kota Bandung./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, BANDUNG - Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dinilai masih menghadapi tantangan struktural untuk naik kelas dan menembus pasar global.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani saat membuka Apindo Expo & UMKM Fair 2025 yang diselenggarakan di Bandung, Senin (4/8/2025).

Sebagai informasi, Apindo Expo & UMKM Fair 2025 diikuti 34 booth yang diisi oleh anggota Apindo maupun pengusaha UMKM dari sektor kerajinan tangan, kuliner, fesyen, batik, dan produk lokal unggulan lainnya.

Shinta menegaskan UMKM Indonesia yang berjumlah lebih dari 66 juta unit berperan dalam menjaga daya tahan ekonomi nasional bahkan dalam situasi krisis, dengan menciptakan dan menyerap hingga 97% tenaga kerja nasional serta menopang produktivitas melalui kontribusi 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Hanya 7% UMKM Indonesia yang terhubung dengan rantai pasok domestik, sementara hanya 4,1% yang dapat mengakses global value chain. Kontribusi ekspor UMKM Indonesia baru mencapai 15,7%, jauh di bawah Singapura (41%) dan Thailand (29%)," ungkap Shinta.

Mengusung semangat GROW (Grit, Resilience, Opportunity, Win Together), Shinta mengajak semua pihak untuk tidak hanya mengapresiasi peran UMKM, tetapi juga membangun ekosistem yang memungkinkan mereka naik kelas.

Dukungan terhadap UMKM juga merupakan bagian dari semangat Indonesia Incorporated yaitu semangat dalam membangun ekosistem ekonomi dimana pemerintah, korporasi, UMKM, masyarakat, dan akademisi saling terhubung dalam sistem yang kolaboratif, efisien, dan terbuka terhadap inovasi.

Expo & UMKM Fair 2025 ini, kata Shinta, bukan sekadar ajang promosi produk UMKM, melainkan pernyataan kolektif bahwa pelaku UMKM merupakan aktor utama dalam transformasi ekonomi nasional.

"Sekaligus juga menunjukkan produk UMKM Indonesia punya kualitas, cerita, dan daya saing untuk pasar nasional dan global," tambahnya.

Shinta juga mengapresiasi DPP Apindo Jawa Barat atas peran aktifnya sebagai tuan rumah dan fasilitator penyelenggaraan pameran ini. "Sinergi antara pengurus pusat dan daerah Apindo menjadi model nyata bagaimana kolaborasi bisa menciptakan ruang tumbuh yang lebih luas bagi UMKM. Komitmen ini akan terus diperluas ke seluruh DPP Apindo di Indonesia agar semangat pemberdayaan UMKM menyentuh seluruh lapisan daerah baik dari pusat kota hingga pelosok perbatasan."

Sementara itu, Ketua Bidang UMKM dan Koperasi Apindo Ronald Walla menegaskan pihaknya memiliki peran strategis dalam mendampingi UMKM menghadapi sejumlah tantangan saat ini.

"Kami hadir bukan hanya sebagai asosiasi, tetapi sebagai enabler dan advokator bagi UMKM Indonesia. Melalui Apindo Expo & UMKM Fair 2025, kami menciptakan ruang nyata untuk kolaborasi, pembelajaran, dan ekspansi usaha pelaku UMKM di seluruh Indonesia," ujar Ronald.

Apindo, kata dia, tidak sekadar memberikan panggung bagi UMKM, tetapi juga memperjuangkan kebijakan yang berpihak dan mendorong kemitraan berkeadilan antara usaha besar dan kecil-menengah.

"Kita ingin UMKM Indonesia naik kelas, lebih inovatif, lebih terhubung, dan menjadi motor pertumbuhan yang kuat dan mandiri," tambahnya.

Survei Apindo menunjukan 51% UMKM kesulitan memperoleh pembiayaan, 80% masih bergantung pada modal pribadi, dan hanya 4,1% yang berhasil menembus rantai nilai global sehingga tertinggal jauh dibandingkan Vietnam (24%), Thailand (29%), atau Singapura (41%). Kesenjangan ini bukan hanya soal kapasitas, tetapi juga persoalan akses, keterhubungan, dan kolaborasi lintas sektor yang belum optimal.

Untuk itu, Apindo konsisten menjawab tantangan UMKM dengan memperkuat komitmennya melalui program unggulan Apindo UMKM Merdeka (AUM). Program ini lahir dari semangat kolaborasi pentahelix yang melibatkan dunia usaha, pemerintah, akademisi, komunitas, dan media.

Pada 2024, AUM telah menjangkau 425 UMKM di 9 provinsi, melibatkan 247 mahasiswa dari 164 perguruan tinggi, didampingi 173 mentor dan 27 perusahaan mitra.

Untuk 2025, program ini diperluas melalui berbagai inisiatif seperti sosialisasi Green Jobs dan Green UMKM, integrasi dengan Diplomat Success Challenge (DSC), eksplorasi ke e-katalog elektronik LKPP, serta sinergi dalam program Magang Berdampak dan PRIMA PTKI.

Semua langkah ini bukan hanya upaya pendampingan, tetapi juga strategi konkret memperbesar skala usaha dan memperluas pasar UMKM agar berkelanjutan. AUM merupakan strategy clusterisasi pembangunan UMKM dari masing-masing DPP untuk membangun ekosistem UMKM yang terstruktur dan terukur.

"Ini adalah saatnya bagi UMKM untuk menjadi bagian penting dari peta ekonomi nasional yang baru. Melalui Apindo UMKM Expo dan Fair 2025, mari bangun jejaring, perluas peluang, dan jadi bagian dari sejarah kebangkitan UMKM Indonesia bersama Apindo," jelas Ronald.

Di tempat yang sama, Ketua DPP Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik mengatakan pameran UMKM kali ini memberikan ruang bagi UMKM untuk menunjukkan kualitas produk serta memperluas jaringan usaha, sekaligus mendorong keterlibatan aktif warga dalam pertumbuhan ekonomi daerah.

Ning mengatakan, bagi pemerintah Kota Bandung, acara ini selaras dengan agenda strategis pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

Kolaborasi antara sektor swasta dan publik yang terjalin melalui kegiatan seperti ini mempercepat terciptanya lapangan kerja, pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta peningkatan daya saing UMKM lokal.

"Kami percaya bahwa kemajuan ekonomi harus dimulai dari level akar rumput. Karena itu, Apindo Expo dan UMKM Fair diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara dunia usaha dan pemerintah dapat menghadirkan dampak positif yang dirasakan langsung oleh masyarakat," terang Ning.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ajijah
Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro