Bisnis.com, BANDUNG— Jabarano Coffee menjadi magnet tersendiri untuk wisatawan lokal maupun yang datang ke Kota Bandung.
Pascunggahan Gubernur Jawa Barat 2018-2023 Ridwan Kamil yang tengah menjadi pelayanan di sana, pengunjung mulai berbondong-bondong datang ke sana.
Bahkan, saat ini antrean untuk menikmati olahan kopi di Jabarano Coffee di Jalan Braga dan Naripan cukup panjang. Apa lagi di akhir pekan, pengunjung harus antre untuk bisa menikmati kopi di lokasi.
Meski Jabarano Coffee lekat dengan nama Ridwan Kamil, ternyata ada milenial di balik Jabarano Coffee yang bekerja keras untuk meningkatkan skala usaha kafenya, untuk terus sesuai dengan tujuan, yakni membawa kopi Jawa Barat ke dunia.
Sosok tersebut adalah Arnold Dharmma, milenial 33 tahun yang ulet dan gigih menggeluti wirausaha sejak ia lulus dari Akpar NHI.
“Saya waktu itu memang berkesempatan dikenalkan teman dengan Kang Emil [Ridwan Kamil], kemudian saya minta untuk menggunakan nama Jabarano Coffee untuk dijalankan,” ungkap dia beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Jabarano Coffee memang menjadi jenama milik Ridwan Kamil. Kafenya sendiri pernah berdiri di Melbourne 2019 lalu. Namun harus berhenti beroperasi karena Pandemi Covid-19.
Arnold pun mengatakan ada syarat yang harus dipenuhi agar dirinya bisa menggunakan nama Jabarano Coffee, beberapa di antaranya adalah melibatkan UMKM, harus ekspansi ke luar negeri dan menggunakan kopi asli Jawa Barat.
Setelah berkembang dalam dua tahun terakhir, kini Jabarano Coffee memiliki banyak kafe, yakni di Jalan Braga, Laswi dan Pahlawan, juga akan segera membuka beberapa kafe lagi di Bandung, Bali, Jakarta hingga Korea Selatan.
Bagi dia, mengelola Jabarano Coffee ini menjadi tantangan tersendiri. Namun, hal ini bukan hal yang asing baginya.
Hal itu tidak terlepas dari pengalaman dia dalam membangun salah satu jenama food and baverage (F&B) lokal, yakni Upnormal. Ia termasuk salah satu orang yang terlibat jauh dalam ekspansi Upnormal hingga memiliki banyak cabang di Indonesia.
Dalam tujuh tahun ia berkarir, ia sukses sampai posisi General Manager (GM). Padahal, ia memulai karir menjadi seorang helper, atau pelayan.
“Saya memulai karir itu dari Helper, dari sana saya tahu gimana mengembangkan sebuah usaha, dari nol sampai di level GM,” ungkapnya.
Namun, karirnya akhirnya kandas imbas Pandemi Covid-19. Ia mesti menerima menjadi salah satu korban PHK karena perusahaan melakukan efisiensi.
Dari pesangon PHK itu, Arnold memulai eksplorasi usaha di bidang F&B dengan memulai memproduksi ayam asap di garasi rumahnya.
“Pas pandemi itu kan segala inovasi kayaknya gampang berkembang, akhirnya kewalahan juga karena melayani ribuan permintaan dalam sehati, gak kuat kurang tidur,” seloroh dia.
Dia juga menjadi salah satu lulusan NHI yang keukeuh ingin berkarir di luar negeri. Bahkan ia rela menjalani banyak seleksi untuk bisa masuk ke kapal pesiar.
Dia mengaku, memang memiliki visi untuk berkarir lebih jauh hingga ke banyak negara. Salah satu tujuannya yakni ingin mengembangkan diri dan kembali ke dalam negeri dengan menerapkan ilmunya tersebut dalam usaha yang ia akan bangun.
“Tapi gagal terus, malah akhirnya punya kesempatan ke luar negeri lewat Jabarano Coffee ini,” jelasnya.
Lewat bekal itulah, Arnold yang mencintai dunia F&B ini optimis mampu membawa kopi Jawa Barat ke banyak negara lewat Jabarano Coffee.
Bahkan ia tidak pernah membayangkan akan ada di titik ini. Ia juga mengaku senang lantara langkahnya sekaligus membantu para petani kopi di Jawa Barat untuk terus berproduksi.
“Alhamdulillah saat ini saja sebulan kita nyerap kopi 1,2 ton per bulan,” ungkapnya.
Dia juga memastikan akan banyak terobosan produk kopi dan olahan makanan yang akan dibuat di Jabarano Coffee. Bahkan, ia tak segan turun langsung meracik inovasi menu untuk memanjakan lidah penikmatnya.
“Masalah makanan ini rentan, makanya harus dijaga betul kualitasnya,” ungkapnya.
Dia juga sekaligus membuktikan bahwa milenial mampu untuk memulai dan sukses untuk bisnis asalkan memiliki keuletan, kegigihan dan kerja keras untuk mencapai titik tersebut.
“Namun, mulailah dengan bisnis yang kita tahu ilmunya,” ungkapnya.