Bisnis.com, BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat inflasi Jawa Barat secara m-to-m pada Agustus 2024 tercatat 0,07%. Lebih besar dari periode sebelumnya atau Juli 2024 yang mencapai 0,06%.
Plt Kepala BPS Jawa Barat Toto Abdul Fatah mengatakan, secara m-to-m komoditas yang memberikan andil besar terhadap inflasi di Jawa Barat di antaranya disumbang oleh kenaikan harga kopi bubuk robusta, bensin, cabai rawit, akademi atau perguruan tinggi, beras, emas perhiasan, sigaret kretek mesin, sigaret putih mesin, sigaret kretek tangan, dan sekolah dasar.
"Agustus ini lebih tinggi sedikit dari IHK Juli 2024," ungkapnya, dalam berita resmi statistik, di Kota Bandung, Senin (2/9/2024).
Ia menjelaskan beberapa komoditas yang menyumbang terhadap inflasi Jawa Barat pada Agustus 2024 yakni terbesar oleh kopi bubuk 0,06%, bensin 0,04%, cabai rawit 0,03%, Akademi/Perguruan Tinggi 0,03% dan beras 0,03%.
"Untuk BBM nonsubsidi itu karena ada kenaikan sesuai kebijakan pada 10 Agustus 2024, Akademi/Perguruan Tinggi ini karena ada penyesuaian UKT [Uang Kuliah Tunggal]," ungkapnya.
Sementara itu, untuk komoditas yang memberikan andil deflasi adalah bawang merah 0,06%, daging ayam ras 0,06%, telur ayam ras 0,03%, daun bawang 0,02% dan tomat 0,02%.
Baca Juga
Sementara itu, untuk inflasi y-on-y, Jawa Barat alami inflasi 2,39%. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni 3,47%.
Berdasarkan y-on-y, kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau menjadi yang tertinggi berkontribusi terhadap inflasi Jawa Barat, yakni 3,71% dengan andil 1,13%.
"Selama setahun ini, komoditas yang paling berpengaruh terhadap inflasi setahun itu beras 0,53%, berikutnya emas perhiasan 0,32%, Sigaret Kretek Mesin (SKM) 0,15%, kopi bubuk 0,10% dan cabai rawit 0,09%," ungkapnya.
"Sementara itu untuk komoditas yang memberi andil terbesar terhadap deflasi selama setahun ini adalah telur ayam ras -0,11%," jelasnya.
Jika dilihat inflasi di 10 kabupaten/kota secara y-o-y, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Subang yakni 2,90% dan terendah di Kota Cirebon 1,18%.
"Kalau m-to-m itu Kota Depok 0,3% dan deflasi hanya terjadi di Kabupaten Bandung -0,13%," jelasnya.
Kemudian, jika dilihat, capaian inflasi di Jawa Barat dalam delapan bulan di 2024 (y-to-d), tercatat lebih rendah dari 2023, yakni 1,49%, sedangkan di Agustus 2024 1,23%.
"Mudah-mudahan kalau melihat tren ini, ada kemungkinan dengan kondisi normal tidak terjadi sesuatu, maka inflasinya kemungkinan bisa di bawah 2,5%," jelasnya.