Bisnis.com, CIREBON - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon membantah kabar yang menyebutkan adanya 700 hektare lahan pertanian di wilayah Kabupaten Cirebon mengalami kekeringan.
Kepala Distan Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan menyebutkan luas lahan pertanian padi yang mengalami kekeringan akibat kemarau hanya 235 hektare. Dari luas tersebut, sekitar 0,5 hektare mengalami puso.
"Kekeringan tahun ini tidak lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu lebih dari 1.000 hektare," kata Alex di Kabupaten Cirebon, Selasa (27/8/2024).
Alex mengatakan, Distan Kabupaten Cirebon secara rutin melakukan pemantauan terhadap kondisi lahan pertanian, terutama di musim kemarau.
Hasil pemantauan, kata Alex, menunjukkan upaya antisipasi yang dilakukan selama ini, seperti optimalisasi sistem irigasi dan pemanfaatan embung serta sumur bor, terbukti efektif dalam menjaga ketersediaan air untuk lahan pertanian.
"Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk petani dan kelompok tani, untuk memastikan ketersediaan air tetap terjaga. Selain itu, kami juga memberikan sosialisasi kepada petani tentang cara-cara efisien dalam menggunakan air selama musim kemarau," jelas kata Alex.
Baca Juga
Sebelumnya, seluas 700 hektare lahan pertanian padi di Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, mengalami kekeringan akibat minimnya pasokan air irigasi. Kondisi tersebut berdampak serius pada sektor pertanian setempat.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, ratusan hektare sawah tersebut berada di Desa Suranenggala, Desa Kertasura, Desa Suranenggala lor, Desa Karangreja, dan Desa Bongko.
Sejak awal musim tanam, para petani di Suranenggala sudah menghadapi tantangan akibat hujan yang tidak teratur. Kondisi ini semakin diperparah dengan minimnya pasokan air dari saluran irigasi, yang seharusnya menjadi sumber utama pengairan sawah mereka.
Akibatnya, tanaman padi yang seharusnya sedang tumbuh subur kini justru mengering dan terancam gagal panen.
Kepala Urusan Ekbang Desa Suranenggala, Astika mengatakan, kekeringan terparah ada di Desa Suranenggal dengan luas hingga 250 hektare. Sebagian lahan pun dipastikan mengalami gagal panen.
"Fenomena kekeringan lahan sawah sudah dua minggu. Di Desa Suranenggala saja, mencapai 250 hektare sawah yang kekeringan," kata Astika.
“Saat ini, kita hanya bisa pasrah. Tanaman padi sudah menguning dan mulai mati karena tidak ada air. Jika kondisi ini terus berlanjut, kami pasti akan mengalami gagal panen,” sambungnya.
Para petani setempat kini berharap ada tindakan cepat dari pemerintah daerah terkait untuk mengatasi krisis ini. Mereka meminta agar pasokan air segera ditambah melalui pengelolaan irigasi yang lebih baik atau melalui bantuan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air.
“Kami memohon bantuan dari pemerintah. Jika tidak ada tindakan segera, banyak petani yang akan kehilangan mata pencaharian mereka,” kata Astika.