Bisnis.com, BANDUNG — Bank BJB bersama Asosiasi Bank Pembangunan Daerah atau Asbanda mendorong penguatan sistem keamanan digital sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman cyber crime.
Hal tersebut mengemuka Seminar Nasional BPDSI yang mengangkat tema "Ancaman Cyber Crime di Era Digital bagi BPD Se-Indonesia".
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi, yang juga merupakan Ketua Umum Asbanda, menekankan perlunya inovasi dan pengembangan digitalisasi dalam layanan perbankan. Termasuk, untuk terus memperkuat teknologi agar terhindar dari gangguan cyber crime alias kejahatan digital.
Menurut Yuddy, berdasarkan data terbaru terlihat adanya peningkatan signifikan dalam jumlah serangan siber di sektor keuangan, dengan kerugian global mencapai lebih dari $4 miliar pada tahun 2023.
“Hal ini menegaskan pentingnya memperkuat sistem keamanan digital dan meningkatkan kesadaran akan ancaman ini di kalangan anggota Asbanda,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Jumat (9/8/2024).
Yuddy mencontohkan Bank BJB yang telah menerapkan anti-fraud management system dan berbagai macam teknologi keamanan, seperti sistem keamanan berlapis (multi-layer security) dan sistem keamanan siber (cyber security) untuk memproteksi kemanan dan kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi digital.
Nasabah juga diimbau untuk tidak pernah memberikan informasi data rahasia kepada siapa pun.
Data yang dimaksud meliputi nomor PIN, user ID, kode OTP, kode akses, nomor Card Verification Value (CVV) yakni tiga digit terakhir di bagian belakang kartu kredit atau debit, dan tanggal kadaluarsa (expire date) kepada pihak manapun.
Baca Juga
Kemudian, jika menemukan link dan transaksi mencurigakan ataupun pihak yang mengatasnamakan anggota Asbanda, termasuk Bank BJB, dapat langsung mengkonfirmasi ke berbagai saluran komunikasi resmi perusahaan.
"Era keuangan digital merupakan tantangan sekaligus peluang besar bagi BPD di seluruh Indonesia. Digitalisasi layanan perbankan tidak hanyam embantu bisnis bank tumbuh berkelanjutan, tetapi juga mendukung program-program pemerintah daerah," ujar Yuddy.
Dia menilai bahwa BPD harus terus berinovasi untuk tetap relevan di tengah perkembangan teknologi.
"BPD adalah kunci penopang pembangunan dan pertumbuhan ekonomidaerah di berbagai sektor. Kuatnya hubungan antara bank dengan pemerintah daerah turut menyukseskan transformasi digital yang dilakukan, termasuk memperkuat sistem untuk menangkal cyber crime," kata Yuddy.
Diketahui, seminar nasional BPDSI berlangsung di Pontianak, Kalimantan Barat yang bersamaan dengan gelaran acara Penarikan Undian Nasional Tabungan Simpeda Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPDSI) Periode I TahunXXXV 2024.
Sebagai informasi, Undian Nasional Tabungan Simpeda adalah program undian berhadiah yang diselenggarakan oleh Asbanda.
“Sebagai anggota Asbanda, Bank BJB turut berperan aktif dalam berpartisipasi dan menyukseskan kegiatan undian Simpeda setiap tahunnya,” ujar dia.
Tabungan Simpeda, produk unggulan BPD, telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah nasabah dan saldo tabungan. Hingga akhir semester 1 tahun 2024, terdapat 6,87 juta nasabah dengan total saldo Rp71,65 triliun, naik 8,87% dari periode sebelumnya.
Undian Nasional Tabungan Simpeda menyediakan total hadiah hingga Rp6 miliar setiap tahun, dengan pelaksanaan undian dibagi menjadi dua periode. Setiap periode menyediakan hadiah sebesar Rp3 miliar, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah Tabungan Simpeda.
Nasabah Bank BJB berhasil memenangkan hadiah ke-2 sebesar Rp100 juta hadiah ke-3 sebesar Rp50 juta sebanyak 2 orang, dan total puluhan juta hadiah hiburan lainnya.