Bisnis.com, GARUT - Petani di Kabupaten Garut mulai mengantisipasi puncak musim kemarau, di antaranya alih tanam dari tanaman padi ke komoditas lainnya atau memilih varietas tahan cuaca.
Heri, petani dari Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, sengaja memilih jagung untuk ditanam pada saat ini. Komoditas pangan itu tidak membutuhkan air lebih banyak dibandingkan padi.
Menurutnya, masa tanam jagung hanya menghabiskan waktu 60 hingga 70 hari. Sementara padi baru bisa dipanen dalam dalam waktu paling cepat 100 hari.
"Percuma kalau ditanam, nantinya malah gagal panen. Pilih jagung saja, supaya lahannya tetap produktif," kata Heri di Kabupaten Garut, Senin (5/8/2024).
Ditambahkan Heri, petani yang melakukan alih tanam akan kembali menanam padi pada musim tanam pertama, antara bulan Januari sampai Februari.
Periode tersebut, merupakan musim penghujan sehingga pasokan air terpenuhi dan wilayah sekitar sawag miliknya masih terbebas dari ancaman banjir. "Satu tahun kan ada tiga kali masa tanam, petani di sini cuma mentok satu kali masa tanam.
Baca Juga
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Haeruman mengatakan saat ini pihaknya rutin melakukan monitoring ke lahan pertanian milik masyarakat. Sebagian lahan menunjukkan kondisi relatif aman dengan pasokan air yang cukup.
Sementara, sebagian lahan pertanian lainnya mengalami kekurangan air sehingga harus dilakukan pompanisasi.
"Pentingnya penanganan lahan sawah yang terancam kekeringan melalui pompanisasi dan pengendalian hama pada musim kemarau, termasuk hama wereng batang coklat dan tikus," katanya.
Dinas Pertanian saat ini menyediakan 318 unit pompa air bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang siap digunakan di seluruh wilayah Kabupaten Garut.
Selain itu, dibangun 133 titik irigasi perpompaan, 120 titik irigasi perpipaan, 8 titik sumur tanah dangkal, dan 3 titik sumur tanah dalam.
"Kami mengimbau para petani untuk menanam varietas tahan kekeringan, menerapkan budidaya hemat air, serta memelihara dan membersihkan jaringan irigasi. Kami juga mengidentifikasi sumber-sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan dan melakukan sanitasi lahan untuk meminimalisasi perkembangan hama," katanya.