Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancang-ancang Petani Garut pada Puncak Musim Kemarau 2024

Petani di Kabupaten Garut mulai mengantisipasi puncak musim kemarau, di antaranya alih tanam dari tanaman padi ke komoditas lainnya.
Petani memanen caisim atau sawi hijau di ladang garapannya di kawasan Ciwaruga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Bisnis/Rachman
Petani memanen caisim atau sawi hijau di ladang garapannya di kawasan Ciwaruga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, GARUT - Petani di Kabupaten Garut mulai mengantisipasi puncak musim kemarau, di antaranya alih tanam dari tanaman padi ke komoditas lainnya atau memilih varietas tahan cuaca.

Heri, petani dari Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, sengaja memilih jagung untuk ditanam pada saat ini. Komoditas pangan itu tidak membutuhkan air lebih banyak dibandingkan padi. 

Menurutnya, masa tanam jagung hanya menghabiskan waktu 60 hingga 70 hari. Sementara padi baru bisa dipanen dalam dalam waktu paling cepat 100 hari.

"Percuma kalau ditanam, nantinya malah gagal panen. Pilih jagung saja, supaya lahannya tetap produktif," kata Heri di Kabupaten Garut, Senin (5/8/2024).

Ditambahkan Heri, petani yang melakukan alih tanam akan kembali menanam padi pada musim tanam pertama, antara bulan Januari sampai Februari.

Periode tersebut, merupakan musim penghujan sehingga pasokan air terpenuhi dan wilayah sekitar sawag miliknya masih terbebas dari ancaman banjir. "Satu tahun kan ada tiga kali masa tanam, petani di sini cuma mentok satu kali masa tanam. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Haeruman mengatakan saat ini pihaknya rutin melakukan monitoring ke lahan pertanian milik masyarakat. Sebagian lahan menunjukkan kondisi relatif aman dengan pasokan air yang cukup.

Sementara, sebagian lahan pertanian lainnya mengalami kekurangan air sehingga harus dilakukan pompanisasi.

"Pentingnya penanganan lahan sawah yang terancam kekeringan melalui pompanisasi dan pengendalian hama pada musim kemarau, termasuk hama wereng batang coklat dan tikus," katanya.

Dinas Pertanian saat ini menyediakan 318 unit pompa air bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang siap digunakan di seluruh wilayah Kabupaten Garut. 

Selain itu, dibangun 133 titik irigasi perpompaan, 120 titik irigasi perpipaan, 8 titik sumur tanah dangkal, dan 3 titik sumur tanah dalam.

"Kami mengimbau para petani untuk menanam varietas tahan kekeringan, menerapkan budidaya hemat air, serta memelihara dan membersihkan jaringan irigasi. Kami juga mengidentifikasi sumber-sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan dan melakukan sanitasi lahan untuk meminimalisasi perkembangan hama," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper