Bisnis.com, CIREBON - Petani di Kabupaten Cirebon mengharapkan adanya jaminan dari pemerintah atas risiko gagal panen pada musim kemarau ini.
Kosim, petani di Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon menyebutkan jaminan tersebut karena sebagian petani di wilayah tidak mendapatkan akses layanan asuransi.
Menurut Kosim, ia bersama petani lainnya pun menyadari pentingnya asuransi untuk setiap aktivitas tani. Namun, sosialisasi serta pendampingan dari pemerintah terkait tidak diperkuat.
"Di tempat kami ada 22 hektare lahan, yang teraliri air baru empat hektrare. Berarti, ancaman kekeringan dan gagal panen sudah di depan mata," kata Kosim kepada Bisnis.com, Selasa (30/7/2024).
Kekeringan lahan pertanian padi akibat kemarau mulai terjadi di Kabupaten Cirebon. Ancaman gagal panen sepanjang musim tersebut mulai mengancam para petani.
Pantauan Bisnis.com, kondisi tanah di sebagian sawah yang ada di wilayah Watubelah ini mulai mengalami keretakan.
Baca Juga
Saluran irigasi yang ada di kawasan tersebut terpantau pula mengalami kekeringan. Petani pun terpaksa menyedot air dari beberapa sumber mata air.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan adanya laporan gagal panen akibat kemarau.
Meskipun begitu, lanjut Alex, sekitar 7.000 hektare sawah di Kabupaten Cirebon rentan mengalami gagal panen pada musim kemarau ini. Kecamatan Suranenggala menjadi salah satu wilayah dengan lahan pertanian padi yang paling luas.
"Kekeringan itu meluas mulai dari wilayah barat hingga timur Kabupaten Cirebon. Tahun lalu di Kecamatan Suranenggala ada 132 hektare lahan yang terkena dampak kekeringan," kata Alex.
Alex mengatakan, pihaknya akan melakukan sejumlah langkah strategis untuk mengurangi dampak akibat fenomena tersebut.