Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung menggelar Job Fair 2024 yang akan berlangsung di Grand Lodakarya Hall, Jalan Cicendo, pada 25-26 Juni 2024.
Job fair akan dibuka mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB dan menyediakan 5.435 lowongan pekerjaan dari 40 perusahaan berbeda.
Kepala Disnaker Kota Bandung Andri Darusman menjelaskan bahwa kesempatan ini terbuka untuk para pencari kerja dengan berbagai latar belakang pendidikan, mulai dari lulusan Sekolah Dasar (SD) hingga Strata Dua (S2).
"Kami ingin memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga Bandung, termasuk lulusan baru dari berbagai jenjang pendidikan, untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka," ujar Andri, dikutip Kamis (20/6/2024).
Pendaftaran untuk mengikuti job fair ini tidak dipungut biaya alias gratis. Para pencari kerja hanya perlu melakukan registrasi melalui pemindaian barcode yang tersedia di akun Instagram resmi @bdg.disnaker atau mengunjungi situs web resmi Disnaker Kota Bandung di disnaker.bandung.go.id.
Andri menambahkan bahwa job fair tahun ini akan diadakan sebanyak dua kali, memberikan kesempatan lebih banyak bagi warga Bandung untuk memanfaatkan peluang ini.
Baca Juga
"Kami berharap acara ini bisa dimanfaatkan oleh lulusan baru, khususnya mereka yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi," tambahnya.
Dalam penyelenggaraan job fair tahun sebelumnya, Disnaker Kota Bandung berhasil menyerap tenaga kerja dengan optimal. Pada 2023, sebanyak 62,09% pencari kerja berhasil mendapatkan pekerjaan melalui acara ini.
"Meskipun angka pengangguran di Kota Bandung masih cukup tinggi, ada peningkatan yang signifikan dalam penyerapan tenaga kerja melalui job fair ini," ungkap Andri.
Sebelum pandemi Covid-19, angka pengangguran di Kota Bandung tercatat sebesar 8,1%. Angka ini meningkat menjadi 11,46% atau lebih dari 160.000 orang selama pandemi. Namun, pada 2022, angka pengangguran menurun menjadi 9,5%, dan survei BPS pada akhir 2023 menunjukkan penurunan lebih lanjut menjadi 8,8% atau sekitar 116.000 jiwa yang masih membutuhkan pekerjaan.
Andri mencatat bahwa dari jumlah tersebut, sekitar 40% merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Ini menunjukkan perlunya perhatian khusus terhadap lulusan SMK dan SMA dalam penyerapan tenaga kerja," kata Andri.
(Dini Putri Rahmayanti)