Bisnis.com, MAJALENGKA - Industri batu bata merah tradisional di Kabupaten Majalengka kian hari makin terancam. Sepinya peminat, membuat barang material itu harus bersaing dengan produk-produk modern.
Di Kabupaten Majalengka, sentra batu bata merah yang masih bertahan hingga saat ini ada di kawasan Jatimulya, Kasokandel, Panyingkiran, dan Ligung.
Perajin batu bata merah, Karjo mengatakan lesunya penjualan batu bata merah dari Majalengka terus memuncak sejak pandemi Covid-19. Gempuran herbel membuat banyak orang tidak lagi menggunakan batu bata merah untuk membangun rumah.
"Produk herbel menggantikan pasaran bata merah sebagai bahan bangunan di setiap toko bangunan," kata Karjo di Kawasan Baribis, Kabupaten Majalengka, Rabu (12/6/2024).
Karjo mengatakan, bangunan yang menggunakan batu bata merah terbukti lebih kokoh dibandingkan menggunakan herbel. Harga untuk satu batu bata merah saat ini pun masih relatif murah yakni Rp650.
Karjo bersama perajin lainnya mengharapkan solusi dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu yang bisa dilakukan pemerintah adalah membantu proses pemasaran.
Baca Juga
"Kalau tidak ada pesanan bata merah, kami tidak kerja dan kami makan dari mana. Berpihaklah pada kami rakyat kecil pak," katanya.
Selain itu, Karjo juga mengharapkan pemerintah daerah menggunakan batu bata merah sebagai bahan bangunan untuk setiap proyek yang digelar. Hal tersebut diharapkan memacu perekonomian daerah.
"Minimal bisa memanfaatkan bata merah produk lokal Majalengka, sehingga bisa mengangkat perekonomian masyarakat," ujar Edi.