Bisnis.com, BANDUNG--Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta penghargaan reformasi birokrasi yang diterima kabupaten/kota dan organisasi perangkat daerah di Jabar dibarengi dengan kualitas kerja yang bisa dirasakan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Bey dalam acara Anugrah Reformasi Birokrasi 2024 Jawa Barat sekaligus launching Sistem Pengukuran Reformasi Birokrasi Terintegrasi (Surabi) di Aula Barat, Gedung Sate, Bandung, Rabu (6/3/2024).
Dalam Anugrah Reformasi Birokrasi 2024, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memberikan penghargaan sejumlah kategori pada pemerintah kabupaten/kota dan instansi di Pemprov Jabar.
Bey mengatakan upaya pembinaan dan pendampingan yang intens dilakukan oleh Kemenpan RB memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan angka-angka kualitas reformasi birokrasi. Namun menurutnya momentum penghargaan ini harus dimaknai lebih jauh.
“Saya mengajak memaknai reformasi birokrasi bukan hanya perbaikan pada tata kelola pemerintahan semata, namun berdampak pada tuntasnya permasalahan yang ada di Masyarakat,” katanya.
Meski Jawa Barat dinilai sebagai salah satu dari 5 provinsi dengan capaian reformasi birokrasi terbaik di Indonesia, Bey menilai itu bukan tujuan akhir pihaknya.
Baca Juga
“Tujuan akhir kita menuntaskan isu peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sejahteranya masyarakat Jawa Barat,” ujar Bey.
Karena itu Bey meminta jajarannya untuk melakukan jemput bola dengan inovasi yang sesuai tata kelola pemerintahan. Menurutnya hal ini jauh lebih bernilai dibandingkan dengan angka-angka penilaian birokrasi semata.
“Akan sangat tidak adil, masyarakat melihat kita aparutur pemerintah daerah berbangga diri dengan hasil penilaian disisi lain, permasalahan yang ada di sekitar kita tidak selesai atau tidak terselesaikan,” ujarnya.
Pihaknya mengajak unsur birokrasi lebih responsif dan sensitif menghadapi permasalahan-permasalahan yang terus muncul di tengah masyarakat. Terlebih Pemerintah Pusat sudah meminta Jawa Barat menangani masalah bersama seperti kemiskinan, stunting, peningkatan investasi hingga penggunaan produk dalam negeri.
Bey meminta penghargaan yang didapat tidak perlu terlalu dibanggakan. Mengingat Jawa Barat masih menghadapi beragam masalah, terutama terkait kesejahteraan masyarakat. “Kita tidak boleh berbangga dengan pencapaian ini, masih banyak kerikil menuju jawa barat yang lebih sejahtera,” ujarnya.
Menurutnya seluruh unsur harus terintegrasi dan tidak bekerja sendiri-sendiri, mengentaskan persoalan tidak bisa dilakukan secara parsial karena akan sulit mewujudkan harapan masyarakat. Terakhir, dia juga menilai aplikasi Surabi hanya alat ukur semata.
“Bukan alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.