Bisnis.com, CIREBON - Jumlah warga Kabupaten Cirebon yang kesulitan mendapatkan air bersih terus bertambah. Hal ini karena intensitas hujan di daerah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah belum tinggi.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Senin (6/11/2022), jumlah warga yang kesulitan mendapatkan air bersih di kabupaten tersebut sebanyak 85.359 jiwa.
Warga terdampak itu berada di 30 desa dari 17 wilayah kecamatan.
Desa tersebut yaitu, Cupang, Winduhaji, Sibubut, Muara, Karangwuni, Sedong Kidul, Windujaya, Panongan, Karanganyar, Kalitengah, Girinata, Mundu Pesisir, Dukuh.
Kemudian, Sedong Lor, Slangit, Sampiran, Gempol, Karangnyar, Kelurahan Sumber, Desa Seseupan, Cilukrak, Babakan, Dawuan, Ciuyah, Beringin, dan Galagamba.
Subkoordinator kebencanaan ahli muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, meskipun beberapa kali diguyur hujan, Kabupaten Cirebon masih menjadi daerah paling kering di Pantura Jawa Barat.
Baca Juga
“Jumlah warga yang susah dapat air bersih terus bertambah. Bulan lalu itu 50 ribu, sekarang mendekati 100 ribu,” kata Juwanda di Kabupaten Cirebon, Senin (6/11/2023).
Juwanda mengatakan pihaknya bakal kembali melanjutkan distribusi air bersih di tengah musim kemarau. Meskipun, pada 31 Oktober 2023 pemerintah telah mencabut masa tanggap darurat bencana kekeringan.
Masyarakat di Kabupaten Cirebon tidak perlu khawatir lantaran berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada akhir November hujan bakal kembali mengguyur.
“Kalau distribusi diperlukan karena darurat, kami akan segera lakukan. Tetapi, tanda-tanda hujan di Kabupaten Cirebon sudah mulai terlihat,” katanya.