Bisnis.com, CIREBON - Debit air dari mata air Cigusti Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan turun drastis. Kondisi tersebut membuat suplai air bersih yang dilakukan Perumda Air Minum Tirtajati kepada warga di Kabupaten Cirebon terhambat.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirtajati Suharyadi mengatakan kondisi normal suplai dari mata air berkapasitas 693 liter per detik. Sementara saat ini, menurun menjadi 580 liter per detik.
Menurut Suharyadi, kondisi tersebut terjadi akibat kemarau panjang dampak dari fenomena el nino yang masih berlangsung hingga Oktober 2023 ini.
“Dari semua WTP yang kami punya mengalami gangguan. Akibatnya, kami terpaksa melakukan sistem gilir kepada ribuan pelanggan,” kata Suharyadi di Kabupaten Cirebon, Rabu (25/10/2023).
Suharyadi menyebutkan dampak dari kejadian tersebut pihaknya terpaksa melakukan suplai air bersih kepada masyarakat melalui tangki air.
Tercatat, sepanjang 2023 ini Perumda Tirta Jati bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon sudah mengirimkab 400 tanki ait bersih kepada masyarakat.
Baca Juga
“Selama kemarau panjang ini masih memberikan efek, kami akan terus lakukan distribusi air bersih,” kata Suharyadi.
Dalam catatan BPBD, jumlah warga yang kesulitan mendapatkan air bersih di kabupaten tersebut hingga 67.263 jiwa dari 20.230 kepala keluarga (KK) di 21 desa dari 12 wilayah kecamatan.
Puluhan desa itu yakni, Cupang (Kecamatan Gempol), Walahar (Kecamatan Gempol), Windu Haji (Kecamatan Sedong), Karangwuni (Kecamatan Sedong), Sedong Kidul (Kecamatan Sedong), Windujaya (Kecamatan Sedong), Sedong Lor (Kecamatan Sedong).
Desa Sibubut (Kecamatan Gegesik), Kalitengah (Kecamatan Tengah Tani), Desa Girinata (Kecamatan Dukupuntang), Mundu Pesisir (Kecamatan Mundu), Karanganyar (Kecamatan Panguragan), Dukuh (Kecamatan Kapetakan).
Kemudian, Desa Slangit (Kecamatan Klangenan), Sampiran (Kecamatan Talun), Gempol (Kecamatan Gempol), Karanganyar, dan (Kecamatan Karangwareng).