Bisnis.com, CIREBON - Kabupaten Cirebon dalam satu pekan terakhir terakhir ini mulai diguyur hujan. Namun, luas sawah yang mengalami kekeringan akibat kemarau belum menyusut.
Dalam catatan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mencatat, sekitar 878,5 hektare lahan pertanian padi/sawah di Kabupaten Cirebon masih kering.
Ratusan hektare lahan pertanian tersebut menyebar di 29 kecamatan wilayah timur hingga barat.
“Luas lahan sawah yang saat ini ditanam itu 22.137 hektare dan 878,5 hektare lahannya sudah mengalami kekeringan. Ini terus meluas karena bulan lalu cuma sekitar 500 hektare saja,” kata Sekretaris Distan Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana, Selasa (17/10/2023).
Berdasarkan hasil penelusuran, kata Nanang, pihaknya menemukan 1.629 hektare lahan yang rentan mengalami kekeringan dalam waktu dekat.
Saat ini, Distan Kabupaten Cirebon melakukan sejumlah langkah strategis untuk mengurangi dampak akibat fenomena tersebut, di antaranya, tata kelola air dan menyediakan alat penunjang air.
Baca Juga
“Kami juga saat ini mencari sumber-sumber air yang bisa digunakan dan kalau sudah ada, bakal ditingkatkan kapasistasnya,” kata Nanang.
Selain itu, Distan Kabupaten Cirebonmengusulkan kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menyiapkan skenario modifikasi cuaca atau hujan di Kabupaten Cirebon.
Disebutkan Nanang, lebih dari tiga bulan, daerah perbatasan Jabar-Jateng ini tidak diguyur hujan.
“Kami akan membuat surat kepada BRIN untuk pengusulan pengadaan hujan buatan,” kata Nanang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon menyebutkan, Kabupaten Cirebon menjadi salah satu daerah di wilayah pantai utara (pantura) Jawa Barat yang paling parah mengalami kekeringan.
Akibatnya, kata Juwanda, Kabupaten Cirebon menjadi daerah paling kering dibandingkan daerah di kawasan Pantura Jawa Barat. “Hujan juga belum memberikan dampak sama sekali,” kata Juwanda.