Bisnis.com, KUNINGAN - Pemerintah Kabupaten Kuningan menggandeng Bulog untuk menyalurkan 100 ton beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk masyarakat di 10 wilayah kecamatan.
Sebanyak 10 kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Cigugur, Darma, Cibingbin, Nusaherang, Cidahu, Kalimanggis, Kuningan, Pancalang, Ciniru, dan Kadugede.
Bupati Kuningan, Acep Purnama mengatakan, ratusan ton beras tersebut disalurkan melalui operasi pasar murah. Pertama, disalurkan di Kecamatan Cigugur pada kemarin (17/10/2023).
Operasi pasar murah itu, lanjut Acep, dilakukan untuk membantu masyarakat dengan pendapatan rendah yang terkena dampak kenaikan harga beras.
“Pantuan kemarin di lapangan, masyarakat setempat merespons dengan antusias,” kata Acep di Kabupaten Kuningan, Rabu (18/10/2023).
Harga beras yang dijual dalam operasi pasar murah itu seharga Rp52.500 per lima kilogram atau per kilogramnya hanya Rp10.400 per kilogram.
Baca Juga
Acep menyebutkan, dampak kejadian El Nino yang terjadi di Kabupaten Kuningan menyebabkan kejadian gagal panen. Hal ini karena sebagian besar salur irigasi mengering.
“Kami berharap, ratusan ton beras yang disalurkan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Acep.
Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut adanya anomali yang mempengaruhi harga beras naik dalam setahun terakhir.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menjelaskan alasan harga beras masih tinggi kendati pasokan masih tersedia. Menurutnya, ada anomali yang terjadi dalam pembentukan harga beras selama setahun terakhir.
"Hukum supply demand ekonomi kurang berlaku sejak Agustus tahun lalu sampai sekarang. Ada barang tapi harga tetap naik," ujar Suwandi.
Dia mengatakan, sejumlah faktor yang membuat harga gabah menjadi tinggi saat ini lantaran biaya produksi yang naik signifikan. Mulai dari benih, pupuk, dan obat-obatan. Di sisi lain harga pokok pembelian (HPP) gabah pun telah naik sejak panen raya Maret 2023.