Bisnis.com, KUNINGAN -- Sejak subuh, pekerja di Pamela Tape Ketan, di Desa Tarikolot, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan membersihkan dan menanak beras ketan.
Menggunakan tungku tradisional berbahan baku kayu dengan dangdang, pekerja mulai membuat bahan dasar tape ketan yang menjadi buah tangan khas Kuningan.
Carsim Cahyadi, Owner Pamela Tape Ketan mengatakan di musim normal saat ini, setidaknya setiap bulan selalu melayani lebih dari 2.000 ember. Kenapa ember? Karena memang tape ketan ini menjadi ciri khas dibungkus dalam ember yang berisi 100 tape ketan.
"Kalo normal ini 2.000 per bulan, hampir setiap hari kami produksi," ungkap Carsim kepada Tim Jelajah Investasi Infrastruktur Bisnis Indonesia, Jumat (4/8/2023).
Carsim mengaku, saat ini pesanan kembali normal seiring dengan mulai bergeliat wisata dan juga aktivitas mudik. Tape ketan buatannya biasanya dijual untuk di kawasan Kuningan, Cirebon hingga Jakarta.
"Kalau masa Idulfitri atau liburan panjang itu bisa sampai 10.000 ember," jelasnya.
Selain Carsim, di desanya sangat banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi tape ketan. Pasalnya, sejak 1996 lalu, desanya mulai bergeliat menjadi sentra produksi tape ketan.
"Alhamdulillah kalau lihat oleh-oleh tape ketan ini, itu pasti dari desa ini," jelasnya.
Saat ini, harga satu ember yang berisi 100 tape ketan ini dibanderol Rp70.000. Selain paket yang besar ada juga yang dikemas dengan minimalis berisi 16 tape dengan harga Rp15.000.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah Investasi dan Infrastruktur Jabar Juara 2023. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Dinas Sumber Daya Air (DSDA), Dinas Perumahan dan Pemukiman Jabar, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR), Pemerintah Kabupaten Sumedang, Bank BJB, Migas Utama Jabar, Bank Indonesia Jawa Barat, EIGER dan JNE.
