Bisnis.com, KUNINGAN - Industri perhotelan di Kabupaten Kuningan memberikan sinyal positif pada kuartal 1 2025.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kuningan menunjukkan lonjakan signifikan pada tingkat penghunian kamar (TPK) dan rata-rata lama menginap tamu, baik domestik maupun mancanegara, yang mencerminkan bangkitnya sektor pariwisata lokal.
Kepala BPS Kabupaten Kuningan Irna Afrianti menyampaikan TPK gabungan hotel berbintang dan nonbintang di wilayahnya tercatat mencapai 32,23% pada April 2025. Angka ini melonjak 18,37 poin dibandingkan bulan sebelumnya (Maret 2025) yang hanya sebesar 13,86%.
“Kenaikan ini mengindikasikan peningkatan aktivitas kunjungan wisatawan ke Kuningan, terutama saat momen libur nasional yang cukup banyak pada April lalu,” ujar Irna, Rabu (18/6/2025).
Lebih rinci, TPK hotel berbintang naik dari 15,35 persen pada Maret menjadi 36,60 persen di April 2025. Bahkan dibandingkan periode yang sama tahun lalu (April 2024), TPK hotel berbintang meningkat sebesar 4,88 poin dari 31,72 persen.
Sementara itu, TPK hotel nonbintang juga mengalami pertumbuhan. Dari 12,54% di Maret 2025, meningkat menjadi 28,27% di April, atau naik 15,73 poin. Dibanding April tahun lalu (22,62 persen), angka tersebut naik 5,65 poin.
Baca Juga
Irna menilai, tren kenaikan tersebut bisa menjadi dasar bagi pelaku usaha perhotelan dan pemerintah daerah untuk terus memperkuat daya tarik pariwisata Kuningan.
“Jika tren ini bisa dijaga, apalagi didukung dengan inovasi promosi dan event-event strategis, sektor pariwisata bisa menjadi salah satu pilar penggerak ekonomi daerah,” tambahnya.
Tak hanya dari sisi okupansi, indikator lain yang mencerminkan geliat sektor perhotelan adalah rata-rata lama menginap tamu. Pada April 2025, tamu yang menginap di hotel-hotel di Kuningan tercatat tinggal selama 1,11 malam secara rata-rata. Angka ini naik dari 1,08 malam di Maret dan 1,06 malam di April 2024.
“Meski kenaikannya terbilang moderat, tren ini menunjukkan tamu mulai mengalokasikan waktu lebih lama untuk menikmati berbagai destinasi wisata di Kuningan,” jelas Irna.
Jika dilihat per kategori hotel, rata-rata lama menginap di hotel berbintang mencapai 1,19 malam, sementara di hotel nonbintang tercatat 1,02 malam. Perbedaan ini menunjukkan, hotel berbintang cenderung lebih diminati untuk masa inap yang lebih lama, kemungkinan karena kenyamanan dan fasilitas yang lebih lengkap.
Salah satu data mencolok berasal dari wisatawan mancanegara. Rata-rata lama menginap tamu asing pada April 2025 mencapai 2,40 malam, melonjak tajam dari hanya 1,00 malam pada Maret dan 1,22 malam pada April 2024.
“Ini indikasi positif Kuningan mulai menarik perhatian wisatawan mancanegara. Tamu asing yang datang cenderung lebih lama tinggal, yang artinya mereka melihat nilai atau pengalaman wisata yang layak dinikmati dalam durasi lebih panjang,” terang Irna.
Diketahui, wisatawan asing yang menginap di hotel berbintang tinggal rata-rata 2 malam, sedangkan di hotel nonbintang bisa mencapai 2,6 malam.
Fakta ini cukup menarik, mengingat sebagian wisatawan asing memilih hotel nonbintang sebagai tempat menginap lebih lama, mungkin karena ingin merasakan suasana lokal secara lebih dekat.
Sementara itu, tamu domestik masih menjadi tulang punggung sektor perhotelan di Kuningan. Pada April 2025, rata-rata lama menginap tamu domestik tercatat 1,11 malam, sedikit lebih tinggi dibanding April 2024 (1,06 malam) dan Maret 2025 (1,08 malam).
Mereka yang menginap di hotel berbintang tinggal rata-rata 1,19 malam, sedangkan di hotel nonbintang 1,02 malam.
“Peningkatan durasi tinggal, baik wisatawan lokal maupun asing, adalah sinyal bahwa pengalaman wisata di Kuningan mulai membaik. Ini adalah hasil dari sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas pariwisata,” pungkas Irna.
Melihat tren positif tersebut, pemerintah daerah bersama pelaku industri perhotelan dan pariwisata perlu memperkuat strategi promosi serta pengembangan destinasi yang berkelanjutan.
Selain menjaga kualitas pelayanan, penyediaan infrastruktur penunjang seperti akses jalan, papan informasi wisata, serta digitalisasi layanan reservasi dan promosi destinasi akan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Jika tren pertumbuhan ini berlanjut, sektor perhotelan dan pariwisata Kuningan dapat menjadi salah satu penopang utama pemulihan ekonomi pascapandemi sekaligus membuka lebih banyak peluang kerja dan investasi lokal.