Bisnis.com, BANDUNG—Pelan tapi pasti, perkembangan industri di kawasan Metropolitan Rebana mulai bertumbuh seiring minat investasi ke kawasan tersebut.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Nining Yuliastiani mengatakan investasi yang saat ini sudah terealisasi atau sudah berjalan di kawasan ada sebanyak 28 industri dan ada tujuh investasi sedang berproses dan bakal beroperasi penuh tahun 2024.
“Kemudian 11 industri lainnya masuk perencanaan, dalam arti sudah memiliki lahan dan tinggal dibangun di Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Subang,” tuturnya.
Nining memaparkan, ada 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang sudah disiapkan dan menjadi prioritas di kawasan Rebana, yakni di kawasan Cipali Subang Barat (10.408 ha), Kertajati (1.415 ha), Butom (4.092 ha), Cipali Indramayu (2.875 ha), Tukdana (563 ha) Krangkeng (3.452 ha), Patrol (4,14 ha) dan Balongan (2.122 ha).
Kemudian Cipali Subang Timur (4,806 ha), Patimban (542 ha), Losarang (6.710 ha), Jatiwangi (972 ha) dan Cirebon (1.815 ha). “Terbanyak di Indramayu,” ujarnya.
Nining memastikan pengembangan Rebana bukan hanya untuk pembangunan industri manufaktur semata, namun juga industri pendukung lainnya seperti akomodasi hingga leisure sesuai dengan kriteria dan potensi masing-masing daerah yang memiliki KPI.
Baca Juga
“Misalnya, Kabupaten Kuningan akan menjadi pusat industri wisata masa depan di kawasan Rebana,” tuturnya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah Investasi dan Infrastruktur Jabar Juara 2023. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Dinas Sumber Daya Air (DSDA), Dinas Perumahan dan Pemukiman Jabar, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR), Pemerintah Kabupaten Sumedang, Bank BJB, Migas Utama Jabar, Bank Indonesia Jawa Barat, EIGER dan JNE.