Bisnis.com, CIREBON - Kabupaten Cirebon yang masuk ke dalam kawasan Metropolitan Rebana terus berupaya menjadikan wilayahnya di bagian timur menjadi kawasan industri. Namun, rencana tersebut masih terganjal minimnya suplai air baku.
Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon Hilmy Rivai mengatakan suplai air baku secara maksimal di Kabupaten Cirebon hanya dirasakan di daerah wilayah barat, selatan, dan utara.
Suplai air baku untuk tiga wilayah tersebut berasal dari mata air Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan dan Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang.
“Aktivitas industri sangat membutuhkan air baku yang cukup tinggi. Sementara, di wilayah Cirebon bagian timur suplai air bakunya sangat rendah. Ini menjadi pekerjaan rumah untuk kami,” kata Hilmy di Kabupaten Cirebon, Kamis (8/6/2023).
Pemerintah Kabupaten Cirebon, kata Hilmy, menginginkan adanya rekayasa teknologi yang bisa mengolah air laut menjadi air baku untuk kebutuhan industri.
“Kalau ini sudah ada, mungkin Kabupaten Cirebon menjadi salah satu wilayah paling maju di KEK Rebana,” kata Hilmy.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Air Minum Tirtajati, Suharyadi mengatakan, pihaknya bakal menggandeng investor untuk meningkatkan suplai air bersih di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur.
Wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur kerap dilanda kriris air bersih. Sebagian besar berada di kawasan pesisir tandus.
“Menggandeng investor ini juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelanggan baru. Tahun depan, kami target 2.000 lebih pelanggan,” kata Suharyadi.
Suharyadi mengatakan, kehadiran investor penyedia air bersih nantinya bakal membantu suplai ke sejumlah industri.
Kabupaten Cirebon wilayah timur, kata Suharyadi, sudah dirancang oleh pemerintah menjadi salah satu kawasan industri di Kawasan Metropolitan Rebana.
Realisasi investasi Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terus merosot dalam empat tahun terakhir. Pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia membuat angka tersebut sulit naik.
Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, penurunan angka realisasi investasi di Kabupaten Cirebon terjadi sejak 2019 hingga 2022.
Pada 2019, realisasi investasi di kabupaten paling timur Jawa Barat ini sebesar Rp8,97 triliun. Kemudian pada 2020 turun ke angka Rp4,95 triliun, 2021 Rp4,86 triliun, dan 2022 sebesar Rp4,36 triliun.
Kepala DPMPTSP Jabar, Nining Yulitistiani mengatakan, Pemerintah Kabupaten Cirebon harus berupaya menaikan angka realisasi investasi pada 2023. Hal ini untuk menjaga tren Jawa Barat sebagai raja investasi di tanah air.
Hingga triwulan I 2023, Kabupaten Cirebon mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp1,27 triliun. Menurutnya, angka tersebut bisa dikatrol hingga akhir 2023.
“Kabupaten Cirebon adalah bagian dari Kawasan Metropolitan Rebana. Peluang untuk menaikan angka realisasi investasi sangat tinggi,” kata Nining.