Bisnis.com, SUMEDANG -- Upaya stabilisasi inflasi di Jawa Barat saat Ramadan dan Idulfitri 1444 Hijriah membuahkan hasil. Hal tersebut terlihat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) April 2023 yang mencatat inflasi bulanan 0,40 persen.
Kepala BPS Jabar Marsudijono mengatakan inflasi Jawa Barat dilihat secara y-o-y atau tahunan tercatat 4,55 persen.
Inflasi yoy tertinggi terjadi di Kota Bogor sebesar 4,90 persen dengan IHK sebesar 117,22 dan terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 4,17 persen dengan IHK sebesar 114,80.
"[Angka Inflasi] Ini lebih baik dibanding angka inflasi tahun sebelumnya," ungkap Marsudijono, di Bandung, Selasa (2/5/2023).
Ia mengatakan, jika dibandingkan dengan momentum Ramadan dan Idulfitri tahun sebelumnya, inflasi Jawa Barat tahun ini lebih rendah.
"Tahun sebelumnya lebaran pada awal Mei otomatis bergejolak satu bulan penuh pada bulan April 2022, tapi kalau saat ini kebetulan lebaran jatuh pada Minggu ke-3 April, dimungkinkan bergejolak 2 Minggu dan setelah lebaran yang perlu kita waspadai," ungkapnya.
Baca Juga
Pihaknya juga mencatat secara y-o-y jika dibandingkan dengan April 2023, angka inflasi alami penurunan. Yakni, pada Februari 6,17 persen dan Maret 5,25 persen.
"Terus alami penurunan 4,55 namun demikian angka tersebut masih di bawah tahun sebelumnya yaitu 3,61 persen," jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,49 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,51 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,80 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,39 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,35 persen; kelompok transportasi sebesar 10,58 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,67 persen; kelompok pendidikan sebesar 4,18 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,67 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,00 persen. Sementara kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan deflasi sebesar 0,09 persen.
Secara month to month (mtm) April 2023 mengalami inflasi sebesar 0,40 persen. Inflasi mtm tertinggi terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,63 persen. Sementara inflasi mtm terendah terjadi di Kota Depok sebesar 0,23 persen.
Kemudian, komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y-o-y pada April 2023, di antaranya bensin, beras, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, angkutan dalam kota, tarif perguruan tinggi, sewa rumah, telur ayam ras, bawang merah, kontrak rumah, rokok putih, angkutan antar kota, tarif kendaraan roda 2 online.
Lalu komoditas yang memberikan andil deflasi yoy, diantaranya minyak goreng, daging ayam ras, petai, laptop atau notebook, daging sapi, bayam, ikan tuna, daun bawang, baja ringan.
Di samping itu, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi m-t-m pada April 2023, di antaranya angkutan antar kota, emas perhiasan, bawang merah, daging ayam ras, rokok kretek filter, beras, martabak, tomat, sewa rumah.
Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi m-t-m, di antaranya cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras, sabun cair/cuci piring, susu cair kemasan, bayam, buah naga, susu bubuk bayi.