Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kota Cirebon berharap wilayahnya menjadi daerah tujuan utama investor untuk menanamkan modal. Kota di ujung timur Jawa Barat ini masuk ke dalam Kawasan Rebana.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Cirebon Sosroharsono mengatakan hingga 2026 pihaknya bakal menargetkan peningkatan aktivitas penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
“Kami siap mengembangkan rencana penanaman modal yang berkualitas sesuai keunggulan dan karakteristik daerah,” kata Sosroharsono di Kota Cirebon, Kamis (9/2/2023).
DPMPTSP Kota Cirebon mencatat realisasi investasi di Kota Cirebon pada 2022 menembus angka Rp750 miliar. Padahal, target awal hanya Rp286 miliar.
“Persentase capaian pajak hingga 300 persen,” kata Sosroharsono.
Sosroharsono mengatakan iklim investasi di Kota Udang membaik, terlihat dari jumlah investor yang melakukan ekspansi terus mengalami peningkatan. Membaiknya iklim tersebut mulai terjadi sejak 2021.
“Investasi risiko rendah menjadi yang paling banyak meningkat, misalnya toko kelontong dan UMKM. Kalau risiko menengah rendah itu investasi yang membutuhkan keahlian, misalnya bengkel,” jelasnya.
Dalam upaya percepatan investasi, setiap pelaku usaha di Kota Cirebon wajib membuat laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) yang disampaikan secara berjenjang kepada pemerintah daerah.
Selain itu, DPMPTSP Kota Cirebon juga memiliki tim investasi yang bakal berkeliling ke setiap pelaku usaha guna memberi bimbingan teknis tata cara pembuatan LKPM.
“Selama ini banyak pelaku usaha yang membuat LKPM menggunakan jasa konsultan yang terikat kontrak. Setelah kontrak habis, pelaku usaha tidak bisa menyusun LKPM. Makanya kita bimbing,” kata Sosroharsono.
Kota Cirebon, lanjut Sosroharsono, memiliki empat potensi wilayah untuk para investor, yakni Kejawanan, Pelabuhan, Kesenden, dan Argasunya.